JAKARTA. Gejolak politik di Mesir yang mendongkrak harga minyak dunia diperkirakan belum terlalu berpengaruh terhadap nilai harga minyak mentah dalam negeri (ICP). Harga minyak dunia di pasar West Texas Intermediete (WTI) untuk kontrak perdagangan bulan Agustus, pada hari Senin (8/7) pukul 10.39 WIB masih berada di angka US$ 103,51 per barrel. Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, gejolak politik mesir memang telah menyebabkan tekanan terhadap harga minyak dunia, tetapi hanya sedikit. Meski ada tekanan, menurut Chatib, jumlah suplai minyak dunia juga masih cukup tinggi. Itu sebabnya, harga ICP tidak akan terpengaruh krisis mesir tersebut. "Kalau dilihat konfigurasi produksi minyak tahun 2014 ada kemungkinan meningkat. Jadi, sejauh mana efek dari geopolitik mesir akan kita lihat dalam beberapa waktu nanti," ujar Chatib. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013, Pemerintah menargetkan rata-rata ICP sebesar US$108. Sementara pada bulan Mei lalu, rata-rata ICP sebesar US$ 106,51. Pemerintah menilai realisasi ICP di semester pertama ini relatif stabil. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka di Amerika Serikat (AS) kembali naik hingga di atas US$ 104 per barel, hari ini, Senin (8/7). Pekan lalu, harga minyak membukukan kenaikan terbesar dalam satu tahun. Diproyeksikan, membaiknya data tenaga kerja di AS menjadi pemicu harga minyak tersebut. Harga minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Agustus naik 66 sen menjadi US$ 103,88 per barel setelah menyentuh US$ 104,12 per barel, dan ini merupakan harga tertinggi sejak 3 Mei 2012. Pada akhir pekan lalu, harga minyak ditutup US$ 103,22 pada hari setelah adanya penambahan tenaga kerja sebanyak 195.000 di AS. Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 31 sen menjadi US$ 108,03 per barel, setelah ditutup naik US$ 2,18. Pasar didukung oleh risiko geopolitik baru di Mesir. Ratusan ribu pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling berkumpul di Kairo dan Alexandria pada hari Minggu lalu.
Krisis Mesir belum pengaruhi harga ICP
JAKARTA. Gejolak politik di Mesir yang mendongkrak harga minyak dunia diperkirakan belum terlalu berpengaruh terhadap nilai harga minyak mentah dalam negeri (ICP). Harga minyak dunia di pasar West Texas Intermediete (WTI) untuk kontrak perdagangan bulan Agustus, pada hari Senin (8/7) pukul 10.39 WIB masih berada di angka US$ 103,51 per barrel. Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, gejolak politik mesir memang telah menyebabkan tekanan terhadap harga minyak dunia, tetapi hanya sedikit. Meski ada tekanan, menurut Chatib, jumlah suplai minyak dunia juga masih cukup tinggi. Itu sebabnya, harga ICP tidak akan terpengaruh krisis mesir tersebut. "Kalau dilihat konfigurasi produksi minyak tahun 2014 ada kemungkinan meningkat. Jadi, sejauh mana efek dari geopolitik mesir akan kita lihat dalam beberapa waktu nanti," ujar Chatib. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013, Pemerintah menargetkan rata-rata ICP sebesar US$108. Sementara pada bulan Mei lalu, rata-rata ICP sebesar US$ 106,51. Pemerintah menilai realisasi ICP di semester pertama ini relatif stabil. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka di Amerika Serikat (AS) kembali naik hingga di atas US$ 104 per barel, hari ini, Senin (8/7). Pekan lalu, harga minyak membukukan kenaikan terbesar dalam satu tahun. Diproyeksikan, membaiknya data tenaga kerja di AS menjadi pemicu harga minyak tersebut. Harga minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Agustus naik 66 sen menjadi US$ 103,88 per barel setelah menyentuh US$ 104,12 per barel, dan ini merupakan harga tertinggi sejak 3 Mei 2012. Pada akhir pekan lalu, harga minyak ditutup US$ 103,22 pada hari setelah adanya penambahan tenaga kerja sebanyak 195.000 di AS. Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 31 sen menjadi US$ 108,03 per barel, setelah ditutup naik US$ 2,18. Pasar didukung oleh risiko geopolitik baru di Mesir. Ratusan ribu pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling berkumpul di Kairo dan Alexandria pada hari Minggu lalu.