Krisis Pangan Mengancam, Begini Kesiapan Kementan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian pertanian (Kementan) pastikan stok kebutuhan pangan aman hingga akhir tahun. 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan saat ini ada ancaman krisis pangan yang mengakibatkan defisit komoditas pangan, khususnya pada komoditas impor. 

Namun pihaknya menyatakan saat ini Kementan tengah melaksanakan program intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Juga, terus mengembangkan alternatif substitusi komoditas. 


"Contohnya seperti gula dari non tebu, protein hewan selain daging sapi, juga digenjot upaya - upaya diversifikasi pangan," jelas Kuntoro pada Kontan.co.id, Minggu malam (23/10). 

Baca Juga: Mentan Beri Penghargaan Terhadap Pendamping Petani Milenial Jawa Timur

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian lain termasuk Badan Pangan Nasional untuk menjaga 12 komoditas pangan yang ada. 

"Dari neraca kita yang ada. Yakni dari Januari sampai Desember 2022 ini, Insyaallah semua kebutuhan pangan kita dalam kondisi aman dan cukup," jelas Mentan Syahrul. 

Menurutnya, perintah utama Presiden Jokowi dalam mengelola pangan adalah meningkatkan produksi dan membangun kolaborasi yang intensif baik dengan Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional maupun dengan para petani dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Peringati Hari Pangan Sedunia, NFA Gelar Pangan Nusantara di Malang

Presiden, kata SYL, secara khusus meminta agar laporan dan update mengenai pangan selalu tersaji setiap saat. Alasan ini karena semua negara di dunia tengah mengalami hal yang sama, yaitu krisis pangan dan energi dunia. Karena itu, Jokowi meminta semua jajaran terkaitnya untuk melalukan pengecekan lapangan.

Presiden itu ngecek pangan minimal dalam 2 minggu 1 kali. Bahkan Presiden ngecek langsung dalam pertemuan maupun telepon. Oleh karena itu memang ada 12 komuniti pangan yang harus kita jaga sehingga betul-betul ini menjadi konsentrasi semua menteri," katanya.

Adapun 12 komoditi yang dimaksud adalah komoditas beras, minyak goreng, cabai, bawang, gula, daging, telur, ayam potong sampai dengan kedelai. Meski demikian, empat di antaranya masih berasal dari impor baik kedelai, daging, gula dan bawang putih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli