JAKARTA. Krisis keuangan global juga merembet ke bisnis kartu kredit di Indonesia. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) memprediksi, para penerbit kartu kredit mulai mengurangi ekspansi nasabah baru serta memperketat penagihan. "Bank-bank penerbit kartu kredit akan menahan diri sampai tahun depan," tutur anggota Dewan Eksekutif AKKI Lani Darmawan, kemarin.Mengutip Data AKKI per Juli 2008, total kartu kredit terbitan 21 perusahaan anggota AKKI mencapai 10,7 juta kartu. Adapun jumlah transaksi sepanjang tahun ini mencapai 161 juta kali, meningkat 17% dibandingkan volume transaksi pada periode yang sama tahun lalu.Dari transaksi sebanyak itu, nilai total tagihan kartu kredit per akhir Juli lalu mencapai Rp 59 triliun. AKKI optimistis, nilai tagihan itu akan meningkat menjadi Rp 100 triliun sampai akhir tahun nanti, naik dibanding nilai outstanding per akhir 2007 sebesar Rp 72,7 triliun.
Lani juga yakin angka kredit macet alias non-performing loan (NPL) kartu kredit di kalangan industri bisa bertahan di level satu digit. Tahun lalu NPL kartu kredit rata-rata industri mencapai 9%. Mengutip data AKKI, rata-rata kredit macet saat ini sebesar 10%. Persentase itu mencakup kredit yang berstatus deliquency, yaitu tagihan yang belum dibayarkan oleh pengguna kartu kredit selama 30 hari sejak jatuh tempo.