JAKARTA. Setelah mencetak panen raya di Tanah Air, industri mobil juga mendulang panen raya di pasar ekspor. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, sepanjang lima bulan 2010 total ekspor mobil mencapai US$ 487.800. Penjualan ini tumbuh 368% dibandingkan dengan penjualan lima bulan pertama 2009 yang sebesar US$ 104.200. Hanya, ekspor mobil siap rakit completely knock down (CKD) mengalami penurunan 34,2% dari US$ 28 juta menjadi US$ 18,4 juta. Kenaikan kembali terjadi pada ekspor mobil non-CKD yang mencapai US$ 340,4 juta. Jumlah ini tumbuh 25% dari US$ 271 juta.Menanggapi penurunan ekspor mobil CKD, Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mengatakan, hal itu di luar kontrol produsen mobil dalam negeri. Sebab, selama ini produsen mobil dalam negeri telah mengekspor ke lebih dari 80 negara. "Kami tidak memantau khusus kebijakan masing-masing negara seperti apa, namun yang jelas penurunan ekspor pasti terkait dengan kebijakan negara tujuan ekspor itu sendiri," ujar Jongkie kepada KONTAN, Kamis (5/8).Krisis finansial yang berlangsung di beberapa negara pun boleh jadi salah satu penyebab penurunan ekspor mobil CKD. Di sisi lain, hal ini menyebabkan permintaan mobil non-CKD meningkat. "Komponen non-CKD memungkinkan satu komponen dipakai pada model lain dalam merek yang sama. Dibandingkan dengan mengimpor satu mobil utuh atau mobil CKD, tentu mengimpor mobil non CKD lebih terjangkau," lanjut Jongkie.Meski terjadi penurunan ekspor mobil CKD, menurut Jongkie, hal ini tak akan mempengaruhi produksi dalam negeri. Sebab, pasar domestik yang tengah tumbuh signifikan membuat produsen berlomba meraup pasar besar di dalam negeri. Tahun ini Gaikindo meramal, pejualan mobil bisa tembus 700.000 unit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Krisis Susutkan Ekspor Mobil Siap Rakit
JAKARTA. Setelah mencetak panen raya di Tanah Air, industri mobil juga mendulang panen raya di pasar ekspor. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, sepanjang lima bulan 2010 total ekspor mobil mencapai US$ 487.800. Penjualan ini tumbuh 368% dibandingkan dengan penjualan lima bulan pertama 2009 yang sebesar US$ 104.200. Hanya, ekspor mobil siap rakit completely knock down (CKD) mengalami penurunan 34,2% dari US$ 28 juta menjadi US$ 18,4 juta. Kenaikan kembali terjadi pada ekspor mobil non-CKD yang mencapai US$ 340,4 juta. Jumlah ini tumbuh 25% dari US$ 271 juta.Menanggapi penurunan ekspor mobil CKD, Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mengatakan, hal itu di luar kontrol produsen mobil dalam negeri. Sebab, selama ini produsen mobil dalam negeri telah mengekspor ke lebih dari 80 negara. "Kami tidak memantau khusus kebijakan masing-masing negara seperti apa, namun yang jelas penurunan ekspor pasti terkait dengan kebijakan negara tujuan ekspor itu sendiri," ujar Jongkie kepada KONTAN, Kamis (5/8).Krisis finansial yang berlangsung di beberapa negara pun boleh jadi salah satu penyebab penurunan ekspor mobil CKD. Di sisi lain, hal ini menyebabkan permintaan mobil non-CKD meningkat. "Komponen non-CKD memungkinkan satu komponen dipakai pada model lain dalam merek yang sama. Dibandingkan dengan mengimpor satu mobil utuh atau mobil CKD, tentu mengimpor mobil non CKD lebih terjangkau," lanjut Jongkie.Meski terjadi penurunan ekspor mobil CKD, menurut Jongkie, hal ini tak akan mempengaruhi produksi dalam negeri. Sebab, pasar domestik yang tengah tumbuh signifikan membuat produsen berlomba meraup pasar besar di dalam negeri. Tahun ini Gaikindo meramal, pejualan mobil bisa tembus 700.000 unit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News