JAKARTA. Gejolak politik yang terjadi di Thailand tak hanya akan berpengaruh pada iklim investasi di negeri tersebut, tetapi juga akan berdampak terhadap sektor pariwisata. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Mari Elka Pangestu. Untuk itu, sebagai negara yang memiliki banyak potensi wisata, Indonesia harus bersiap-siap menerima limpahan wisatawan yang tidak jadi bepergian ke Thailand. "Yang terjadi adalah rerouting dari travel agent dan juga konsumen," kata Mari, saat evaluasi pencapaian kinerja sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kemenparekraf, Jakarta, Senin (2/6). Menurut Mari, rencana liburan sudah dilakukan jauh-jauh hari, ketika krisis terjadi di negara tujuan liburan, maka alternatifnya dengan mengganti tujuan ke negara sekitar. "Daripada agen harus mengembalikan uang atau konsumen gagal liburan. Ini seperti kerjasama antara negara Asean," ujar Mari. Apalagi, kata dia, sebentar lagi akan masuk peak season yang berlangsung di Juni- Agustus, sehingga banyak wisatawan yang sudah memiliki rencana liburan. Untuk itu, Mari menghimbau agar industri pariwisata siap dan bisa menyerap wisatawan yang datang. Sekedar informasi, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari - April 2014 naik sebesar 10,64% dibanding periode yang sama pada 2013. Pada kuartal I tahun 2014, kunjungan wisman mencapai 2.947.684 wisman sedangkan kuartal I 2013 sebanyak 2.664.176 wisman
Krisis Thailand, RI harus siap limpahan wisatawan
JAKARTA. Gejolak politik yang terjadi di Thailand tak hanya akan berpengaruh pada iklim investasi di negeri tersebut, tetapi juga akan berdampak terhadap sektor pariwisata. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Mari Elka Pangestu. Untuk itu, sebagai negara yang memiliki banyak potensi wisata, Indonesia harus bersiap-siap menerima limpahan wisatawan yang tidak jadi bepergian ke Thailand. "Yang terjadi adalah rerouting dari travel agent dan juga konsumen," kata Mari, saat evaluasi pencapaian kinerja sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kemenparekraf, Jakarta, Senin (2/6). Menurut Mari, rencana liburan sudah dilakukan jauh-jauh hari, ketika krisis terjadi di negara tujuan liburan, maka alternatifnya dengan mengganti tujuan ke negara sekitar. "Daripada agen harus mengembalikan uang atau konsumen gagal liburan. Ini seperti kerjasama antara negara Asean," ujar Mari. Apalagi, kata dia, sebentar lagi akan masuk peak season yang berlangsung di Juni- Agustus, sehingga banyak wisatawan yang sudah memiliki rencana liburan. Untuk itu, Mari menghimbau agar industri pariwisata siap dan bisa menyerap wisatawan yang datang. Sekedar informasi, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari - April 2014 naik sebesar 10,64% dibanding periode yang sama pada 2013. Pada kuartal I tahun 2014, kunjungan wisman mencapai 2.947.684 wisman sedangkan kuartal I 2013 sebanyak 2.664.176 wisman