Krisis utang Yunani menekan bursa AS



NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat dibuka melemah mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (15/6). Pasca buntunya perundingan negosiasi antara pemerintah Yunani dengan krediturnya atas pembayaran utang.

Indeks S&P 500 merosot 0,9% ke level 2,076.06 pukul 9:32 pagi di New York, pasca pekan lalu ditutup mendatar.

Asal tahu saja, putaran terakhir pembicaraan bailout antara Yunani dan kreditor kembali gagal pasca para pemimpin bertemu hanya 45 menit di Brussels pada hari Minggu. Rencananya, pertemuan pada 18 Juni menteri yang akan di hadiri oleh para menteri keuangan kawasan euro sekarang dapat memutuskan apakah Yunani akan menghindari default dan tetap berada dalam zona euro.


Momok kenaikan suku bunga juga menjaga bursa AS pada pada kisaran level tertingginya, bahkan pasca rulis data pekan lalu menunjukan peningkatan belanja konsumen. Indeks S&P 500 mencatat dalam tujuh pekan berturut-turut bergerak kurang dari 1%.

The Federal Reserve (The Fed) memulai pertemuan dua hari besok, di mana para pejabat mengharapkan penundaan kenaikan suku bunga. Namun, meningkatkan laporan ekonomi sejak sesi terakhir bank sentral ini telah mendorong probabilitas untuk peningkatan suku bunga pada September mendatang menjadi 53%, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. Ketua The Fed Janet Yellen dapat memberikan petunjuk lebih lanjut pada konferensi pers pada tanggal 17 Juni mendatang.

Data manufaktur yang dirilis menunjukkan peningkatan dari melemahnya pertumbuhan pada awal tahun tetap tidak merata. Produksi pabrik tiba-tiba menurun pada Mei seiring merosotnya dalam output energi. Produksi produk-produk energi konsumen turun untuk bulan ketiga berturut-turut, memperburuk penurunan barang non-tahan lama lainnya seperti makanan dan bahan kimia yang dibanjiri keuntungan lanjutan antara mobil.

Melambatnya data ekonomi sinyal bahwa penguatan dolar dan penurunan harga BBM masih beriak melalui ekonomi, menahan pabrik Amerika. Data sebelumnya menunjukkan aktivitas manufaktur di wilayah New York tiba-tiba mengalami kontraksi bulan ini di tengah penurunan pesanan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto