Kritik Kunjungan Pelosi ke Taiwan, Rusia dan Korut Berikan Dukungan untuk China



KONTAN.CO.ID - MOSKOW/PYONGYANG. Kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan hari Selasa (2/8) memicu beragam respons dari sejumlah negara. Termasuk Rusia dan Korea Utara yang dikenal dekat dengan China.

Dilansir dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa menilai kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai bentuk provokasi yang terbuka.

Dalam pernyataannya, kementerian mendukung langkah apa pun yang diambil China setelah ini, karena China memiliki hak untuk mengambil tindakan untuk melindungi kedaulatannya.


Sebelum kunjungan berlangsung, Rusia bahkan telah memperingatkan kepada AS bahwa kunjungan tersebut dapat menimbulkan gesekan dengan China.

Baca Juga: Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan Tingkatkan Ketegangan antara China dan Amerika

Sejalan dengan itu, Korea Utara pun mengecam keras kunjungan Pelosi, menyebutnya sebagai bentuk campur tangan yang kurang ajar dalam urusan internal negara lain.

Dikutip dari Yonhap, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan kunjungan itu telah membangkitkan keprihatinan serius masyarakat internasional. Korea Utara pun menyatakan dukungannya untuk China.

"Campur tangan AS yang kurang ajar dalam urusan internal negara lain dan provokasi politik dan militernya yang disengaja, telah membuktikan bahwa mereka adalah penyebab gangguan perdamaian dan keamanan di kawasan," ungkap juru bicara kementerian yang dikutip kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.

Baca Juga: Dampak Kunjungan Pelosi ke Taiwan, China Tangguhkan Impor Buah-Ikan dan Ekspor Pasir

Sebagai penutup, pemerintah Korea Utara menyatakan mendukung sikap adil pemerintah China untuk dengan tegas mempertahankan kedaulatan negara dan integritas teritorial.

Nancy Pelosi menyebut perjalanan diplomatik tingkat tingginya ini sebagai bagian dari kewajiban AS untuk berdiri bersama negara-negara demokrasi untuk melawan negara-negara otokratis. Dalam hal ini, Taiwan melawan China.

China melihat kunjungan itu sebagai bentuk dukungan kepada kemerdekaan Taiwan secara de facto. Bagi China, Taiwan masih dianggap sebagai bagian dari wilayahnya.