JAKARTA. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemhub) Hermanto Dwiyatmoko menjanjikan layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line relasi Jakarta Kota-Tanjung Priok akan terus beroperasi meskipun sepi penumpang. "Karena ini kan dikasih subsidi," kata Hermanto di Stasiun Jakarta Kota, Senin (21/12/2015). Hal ini disampaikan Hermanto saat disinggung mengenai pernah ditutupnya layanan KRL Jakarta-Tanjung Priok beberapa tahun lalu.
Ketika itu, layanan KRL Jakarta Kota-Tanjung Priok ditutup karena sepi penumpang. Namun, Desember ini, PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) kembali membuka rute tersebut. Menurut Hermanto, pemerintah memberikan subsidi untuk pengoperasian rute ini dalam bentuk
public service obligation (PSO) kepada operator KRL, yakni PT KCJ. Hermanto yakin PSO akan dapat menutupi biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT KCJ. Layanan KRL commuter line relasi Jakarta Kota-Tanjung Priok resmi beroperasi kembali hari ini. Untuk tahap awal, layanan KRL di relasi ini hanya melayani enam perjalanan setiap harinya. Tiga perjalanan merupakan pemberangkatan dari Jakarta Kota, sedangkan tiga perjalanan lainnya dari Tanjung Priok. "Sambil lihat demand (permintaan). Kalau peminatnya banyak, mungkin bisa saja ditambah. Mudah-mudahan semakin banyak orang yang tahu, semakin banyak yang naik," ujar Hermanto. Menurut dia, layanan KRL commuter line relasi Jakarta Kota-Tanjung Priok ini dioperasikan kembali atas dasar usulan para pengguna KRL. Di samping itu, pengaktifan kembali rute ini merupakan bagian dari rencana PT KAI membuka kembali jalur-jalur rel yang telah mati di seluruh Indonesia. "Tujuannya juga untuk mengamankan aset. Kalau tidak dioperasikan nanti orang pada masuk (permukiman liar), kayak di Priok ini dulu kumuh banget," ujar Hermanto. Layanan KRL commuter line relasi Jakarta Kota-Tanjung Priok melewati empat stasiun, tetapi hanya tiga stasiun yang digunakan untuk tempat pemberhentian. Selain Stasiun Jakarta Kota dan Tanjung Priok, satu stasiun lainnya adalah Stasiun Kampung Bandan. Stasiun yang tidak dijadikan tempat pemberhentian adalah Stasiun Ancol.
Menurut Hermanto, Stasiun Ancol masih membutuhkan perbaikan terkait panjang peronnya yang belum mampu mengakomodasi KRL dengan formasi delapan kereta. "Kalau sudah diperbaiki nanti juga akan digunakan," ucap Hermanto. (Alsadad Rudi) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto