Kroasia tertarik investasi kakao di Sulawesi



JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) menerima kunjungan duta besar Kroasia untuk menjajaki kerjasama di bidang pertanian. Salah satu peluang yang dilirik Kroasia adalah industri olahan kakao.

Kroasia tertarik mengembangkan industri makanan olahan kakao di daerah Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kroasia menawarkan peluang investasi kakao ke pemerintah.

Kroasia memandang Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kakao terbaik di dunia, dan menjadi penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ghana dan Pantai Gading. "Kalau aromanya, kita merupakan penghasil terbaik kakao di dunia," klaim Amran di Gedung Kemtan, Senin (31/8).


Amran bilang, kerjasama dengan Kroasia nantinya akan dilakukan antar pemerintah atau G to G dan eksekusinya bisa dilakukan perusahaan milik pemerintah Kroasia dan swasta.

Amran mengatakan, tugas Kemtan adalah mempersiapkan bahan baku untuk industri kakao yang akan dibangun. Ia menjamin, bahan baku kakao akan tersedia. Untuk merealisasikan rencananya ini, pihak Kroasia akan bertemu dengan Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Amran berharap, Kroasia bisa segera merealisasikan investasinya tahun ini atau paling lambat tahun depan. Baran Wirawan Tenaga Ahli Mentan Bidang Tata Hubungan Kerja menambahkan, pembicaraan dengan Dubes Kroasia ini belum sampai pada tahap investasi.

Tapi dalam pertemuan tersebut, Kroasia menawarkan teknologi, sumber daya manusia (SDM) dan sejumlah formulasi untuk bisa meningkatkan daya saing industri kakao. Kroasia juga akan membantu Indonesia untuk mengembangkan teknologi industri pengelohan kakao dalam negeri. "Waktu persis kapan investasinya setelah ada nota kesepahaman nanti," terang Baran.

Menurut Baran, Kroasia tertarik masuk karena kakao Indonesia bebas dari wabah penyakit, dan memiliki daya saing yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara di Afrika. Apalagi saat ini, di Afrika ada sejumah wabah yang membuat para investor berpikir dua kali menambah investasi di Afrika. "Ini peluang yang luar biasa bagi kita," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri