JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berpeluang menjadi pemasok utama PT Bluescope Steel Indonesia pasca kerugian yang dialami grup perusahaan itu di Australia. Bluescope Australia mengalami rugi bersih mencapai AU$ 1,05 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2011."Ini bisa jadi peluang untuk KS (PT Krakatau Steel) untuk memperluas pasar hingga Australia. Kalau harganya lebih murah pastinya Bluescope pun akan pilih KS," tutur Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahayana, Kamis (25/8).Selama ini, badan usaha milik negara (BUMN) itu sudah menjadi pemasok cold rolled coil (CRC) PT Bluescope Steel Indonesia dengan porsi pasokan mencapai 90%. Perusahaan pelat merah itu menyuplai CRC sebagai bahan baku pembuatan baja lapis berwarna dan baja lapis berkandungan aluminium dan seng yang dibuat PT Bluescope Steel Indonesia. Sementara 10% sisanya didapat dari perusahaan di Australia. Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Wawan Hernawan menilai, kerugian yang dialami Bluescope Steel Australia itu imbas penguatan kurs mata uang Australia. Akibatnya, biaya produksi meningkat.Bagi industri baja penguatan mata uang hingga level tertentu menyebabkan kerugian bagi perusahaan lantaran berdampak pada biaya produksi. "Hal itu berefek pada daya saing yang menurun," ujarnya.Apalagi, serbuan produk impor dari China juga ikut berkontribusi pada makin tergerusnya pangsa pasar perusahaan tersebut. Akibatnya, harus ada yang dikorbankan, yaitu pemecatan 1000 karyawan dan penutupan unit bisnis ekspor.Kemungkinan kondisi itu memang bakal sedikit berefek pada PT Bluescope Steel Indonesia, tapi selama ini pun PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sudah menyuplai CRC dengan porsi dominan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KS berpotensi jadi pemasok utama bahan baku baja lapis bagi Bluescope
JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berpeluang menjadi pemasok utama PT Bluescope Steel Indonesia pasca kerugian yang dialami grup perusahaan itu di Australia. Bluescope Australia mengalami rugi bersih mencapai AU$ 1,05 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2011."Ini bisa jadi peluang untuk KS (PT Krakatau Steel) untuk memperluas pasar hingga Australia. Kalau harganya lebih murah pastinya Bluescope pun akan pilih KS," tutur Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahayana, Kamis (25/8).Selama ini, badan usaha milik negara (BUMN) itu sudah menjadi pemasok cold rolled coil (CRC) PT Bluescope Steel Indonesia dengan porsi pasokan mencapai 90%. Perusahaan pelat merah itu menyuplai CRC sebagai bahan baku pembuatan baja lapis berwarna dan baja lapis berkandungan aluminium dan seng yang dibuat PT Bluescope Steel Indonesia. Sementara 10% sisanya didapat dari perusahaan di Australia. Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Wawan Hernawan menilai, kerugian yang dialami Bluescope Steel Australia itu imbas penguatan kurs mata uang Australia. Akibatnya, biaya produksi meningkat.Bagi industri baja penguatan mata uang hingga level tertentu menyebabkan kerugian bagi perusahaan lantaran berdampak pada biaya produksi. "Hal itu berefek pada daya saing yang menurun," ujarnya.Apalagi, serbuan produk impor dari China juga ikut berkontribusi pada makin tergerusnya pangsa pasar perusahaan tersebut. Akibatnya, harus ada yang dikorbankan, yaitu pemecatan 1000 karyawan dan penutupan unit bisnis ekspor.Kemungkinan kondisi itu memang bakal sedikit berefek pada PT Bluescope Steel Indonesia, tapi selama ini pun PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sudah menyuplai CRC dengan porsi dominan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News