KS Genjot Penjualan untuk Proyek Migas



JAKARTA. Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang mewajibkan penggunaan produk dalam negeri memberikan angin segar bagi para produsen lokal. Salah satunya, produsen baja PT Krakatau Steel (KS). Tahun ini, KS optimistis total penjualannya baja bakal naik hingga US$ 500 juta.

Selama ini, sejumlah kontraktor migas macam Medco, Pertamina, PGN, dan Chevron memang telah menggunakan produk baja KS, seperti pelat baja dan pipa. Namun, total nilai proyek yang diperoleh KS setiap tahun hanya berkisar US$ 120 juta.

"Dengan adanya kebijakan wajib pakai produk dalam negeri, kami menargetkan kenaikan dua kali lipat bahkan lebih sekitar US$ 300 juta sampai US$ 500 juta,” kata Direktur Pemasaran KS Irvan Kamal Hakim, Senin (16/2).


Saat ini, total nilai proyek minyak dan gas (migas) diperkirakan mencapai US$ 14 miliar. KS mulai mengincar proyek migas dari perusahaan asing, seperti Cinox dan Premier Oil.

Direktur Industri Logam Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan bilang, produk baja produksi KS sudah masuk kategori nasional sebab produk mereka sudah memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40%.

Dengan begitu, pemerintah menilai tidak ada alasan lagi para kontraktor untuk tidak menyerap produk nasional, khususnya proyek pemerintah. Terlebih, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden tentang P3DN bulan Februari ini. Selanjutnya, "Pemerintah akan membentuk tim teknis pelaksanaan Inpres P3DN ini," katanya.

Meski begitu, Direktur Utama KS Fazwar Bujang mengakui, ada sejumlah produk baja tertentu yang belum bisa mereka produksi untuk memenuhi kebutuhan proyek migas, seperti jenis green pipe. Alasannya, selain biaya investasinya mahal, permintaan jenis pipa ini masih sangat rendah dan terbatas. Dari hitungan ekonomis, produksi pipa ini tidak masuk.

Untuk membangun pabrik green pipe berkapasitas 400.000 ton hingga 500.000 ton, setidaknya KS membutuhkan investasi sebesar US$ 800 juta -US$ 900 juta. Sementara, kebutuhan green pipe di dalam negeri hanya 30.000 ton per tahun. Saat ini, perusahaan skala dunia yang memproduksi green pipe hanya ada empat, antara lain Sumitomo di Jepang.

Kendati begitu, Fazwar memastikan pihaknya tetap siap mengimpor berbagai produk baja yang menjadi kebutuhan proyek nasional, seperti pipa baja khusus, terutama untuk memenuhi kebutuhan beberapa proyek migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie