KSEI dan BEI duga ada kolusi antara manajer investasi dan Jiwasraya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menduga ada kolusi di balik kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, produk-produk reksadana yang dikeluarkan manajer investasi yang bersangkutan dengan Jiwasraya seperti dibuat khusus (tailor made) untuk perusahaan asuransi tersebut.

"Isi dari produk tersebut, beberapa seperti tailor made untuk Jiwasraya. Ini kalau diamati dari hasil portofolio milik manajer investasi," ucap dia dalam Rapat Panja Pengawasan Kinerja Industri Jasa Keuangan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta, Senin (10/2).

Baca Juga: DPR: Ada persekongkolan dalam mega skandal Asuransi Jiwasraya


Meskipun begitu, Uriep tidak secara gamblang mengungkapkan ada persekongkolan antara para manajer investasi tersebut dengan Jiwasraya. Menurut dia, produk reksadana open-end yang dibuat sejumlah manajer investasi ini harusnya bisa dimiliki beberapa investor. "Namun, AUM (asset under management) yang dimiliki oleh Jiwasraya rata-rata kepemilikannya di kisaran 70%-90%. Itu datanya sudah kami berikan," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi membenarkan adanya saham-saham berkinerja kurang bagus yang dibalut dalam reksadana khusus Jiwasraya. Padahal, BEI sudah memberikan peringatan kepada investor terkait saham-saham yang menjadi underlying asset reksadana Jiwasraya tersebut.

Baca Juga: Kejaksaan Agung kembali periksa petinggi Jiwasraya

Peringatan ini diberikan dalam bentuk notasi khusus maupun unusual market activity (UMA) yang tercantum di situs resmi BEI. "Kami ada catatan dari 2016-2019 berapa banyak peringatan diberikan ke saham-saham yang terkait Jiwasrsya," ungkap Inarno. Pada 2016, BEI memberikan 39 peringatan, lalu menjadi 64 peringatan pada 2017. Kemudian, pada 2018 ada 95 peringatan dan 2019 ada 74 peringatan.  

Meskipun begitu, Inarno menegaskan bahwa keputusan investor untuk berinvestasi pada suatu instrumen bukanlah kehendak dan tanggung jawab BEI. Terlebih lagi, Jiwasraya sebagai investor berbentuk lembaga memiliki komite investasi dan tergolong investor yang terdidik. "Kami tidak bisa setop harus beli saham ini, tidak boleh beli saham ini. Kami hanya memberikan informasi ke mereka," ucap Inarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati