KSSK Optimistis Sistem Keuangan Indonesia Masih Kuat Hingga Penghujung Tahun 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga hingga kuartal IV 2022.

Hal tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi KSSK pada awal tahun ini, Senin (20/1) yang dihadiri Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, masih kuatnya ekonomi Indonesia di tengah optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan semakin menguat seiring dengan membaiknya indikator perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.


Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023, Ini Kata Ekonom

“Stabilitas sistem keuangan (SSK) pada kuartal IV 2022 terus membaik. Kami Menteri Keuangan dengan Gubernur BI, Ketua Dewan Komosioner OJK dan Ketua Komisioner LPS melakukan pertemuan dengan seluruh jajaran. Keempat institusi, berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan terus menjaga kewaspadaan,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Selasa (31/1).

Optimisme tersebut terhadap berbagai perkembangan dan terutama kemungkinan terjadinya risiko dari faktor global. Dia juga mengatakan, tekanan dari kondisi perekonomian global akan mulai mereda pada akhir kuartal IV 2022, meskipun masih ada risiko yang perlu dicermati.

Dia mengatakan, tekanan inflasi global juga mulai berkurang meskipun masih dalam kondisi yang tinggi seiring masih tingginya harga-harga energi dan pangan dan juga berlanjutnya gangguan rantai pasok serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

“Sejalan dengan kondisi tersebut, pengetatan kebijakan moneter di negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang tahun 2023 ini,” jelasnya.

Baca Juga: KSSK Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat Tahun Ini

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan, ketidakpastian pasar keuangan global sudah mulai berkurang, yang akan berdampak positif bagi banyak negara  berkembang.

Hal tersebut terlihat dari meningkatnya aliran modal global serta berkurangnya tekanan pelemahan nilai-nilai tukar dari berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli