KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menganggap adanya bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan pemerintah mampu menurunkan biaya produksi gabah. Pasalnya, biaya produksi yang paling besar untuk menghasilkan gabah didorong oleh buruh tani dan sewa lahan. “Ada dua biaya produksi yang besar yaitu buruh dan sewa lahan. Kalau buruh dan sewa lahannya ditekan, harga lebih rendah lagi,” ujar Ketua KTNA Winarno Tohir, Selasa (5/6). Winarno mengatakan, berdasarkan data International Rice Research Institute (IRRI), pada 2016 biaya produksi 1 kg gabah di Indonesia sebesar Rp 4.079. Biaya paling besar dikeluarkan untuk buruh lepas sebesar Rp 1.115 dan untuk sewa tanah sebesar Rp 1.719.
KTNA anggap bantuan alsintan bisa turunkan biaya produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menganggap adanya bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan pemerintah mampu menurunkan biaya produksi gabah. Pasalnya, biaya produksi yang paling besar untuk menghasilkan gabah didorong oleh buruh tani dan sewa lahan. “Ada dua biaya produksi yang besar yaitu buruh dan sewa lahan. Kalau buruh dan sewa lahannya ditekan, harga lebih rendah lagi,” ujar Ketua KTNA Winarno Tohir, Selasa (5/6). Winarno mengatakan, berdasarkan data International Rice Research Institute (IRRI), pada 2016 biaya produksi 1 kg gabah di Indonesia sebesar Rp 4.079. Biaya paling besar dikeluarkan untuk buruh lepas sebesar Rp 1.115 dan untuk sewa tanah sebesar Rp 1.719.