KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit yang menurun dan diiringi dengan perbaikan rasio kredit bermasalah atau
non performing loan (NPL) membuat sejumlah bank menurunkan biaya pencadangannya. PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya yang pada semester I-2018 menyatakan telah menurunkan biaya pencadangan. Direktur OCBC NISP Hartati menyebutkan saat ini posisi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan per akhir Juni 2018 sebesar Rp 4,3 triliun. Jumlah tersebut turun 61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, Hartati mengungkapkan bila dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2017 jumlah tersebut tetap naik tipis sebesar 5%.
"Beban CKPN sampai dengan Juni 2018 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Hartati kepada Kontan.co.id, Kamis (26/7). Hartati menilai, biaya pencadangan tersebut diprediksi akan menurun pada akhir tahun secara
year on year (yoy). Hal tersebut dikarenakan rasio kredit bermasalah perseroan sudah cukup rendah. Hal tersebut tercermin dari posisi NPL
gross perseroan yang terjaga di level 1,8% atau menurun dari posisi yang sama tahun sebelumnya 1,9%. Sementara secara
net, posisi NPL bank yang terafiliasi dengan OCBC Group ini terbilang cukup rendah yakni 0,7% atau menurun dari posisi setahun sebelumnya 0,9%. Berkat penurunan biaya pencadangan tersebut bank bersandi emiten NISP ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,33 triliun, naik 18% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp 1,13 triliun. "Diperkirakan beban CKPN tahun 2018 akan turun kalau dibandingkan tahun sebelumnya," imbuhnya. Sebelumnya, perseroan mengatakan tahun ini rasio NPL
gross akan mampu dijaga di bawah level 2%. Selain OCBC NISP, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mencatatkan penurunan cukup tinggi dari segi beban CKPN. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengungkapkan, per kuartal II-2018 total biaya pencadangan perseroan hanya Rp 42,7 miliar. Jumlah tersebut turun 58,05% bila dibandingkan beban CKPN perseroan pada kuartal II-2017 sebesar Rp 101,8 miliar. "Beban CKPN posisi Juni 2017 sebesar Rp 101,8 milair sedangkan Juni 2018 sebesar Rp 42,7 miliar. Turun karena kualitas kredit kami membaik," ungkap Ferdian. Senada dengan OCBC NISP, biaya tersebut diprediksi akan menurun bila dibandingkan denga posisi pada tahun 2017. Catatan saja, pada akhir Desember 2017 lalu total beban CKPN perseroan mencapai Rp 213 miliar. "Kalau dibandingkan dengan tahun lalu pasti turun. Tapi kalau dari Juni 2018 ke akhir 2018 pasti akan terlihat naik, itu karena ada ekspansi kredit," katanya. Untuk tahun ini, bank bersandi emiten bursa BJTM ini memproyeksi beban CKPN di tahun ini maksimal akan berada di kisaran 60% dari total beban CKPN tahun lalu.
Hal tersebut dilakukan dengan asumsi rasio NPL perseroan bisa berada di level 4,34%. Dus, penurunan beban CKPN tersebut membuat laba Bank Jatim naik 5,01% secara yoy menjadi Rp 758,27 miliar dari capaian periode yang sama tahun lalu Rp 722,1 miliar. Sedangkan NPL
gross perseroan tercatat stabil di level 4,79% sampai semester I-2018. Sementara secara NPL
net sedikit naik dari 0,67% per semester I-2017 menjadi 0,7% pada semester I-2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi