KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konstruksi belakangan kembali menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan kualitas proyek yang dihasilkan. Apakah cukup aman dari segi konstruksi atau tidak. Pasalnya, kualitas proyek ini menentukan bagaimana kualitas kontraktor dalam mengerjakan proyek yang didapatkan. Meski kecelakaan kerja dan kualitas proyek menjadi sorotan, William Siregar, Analis Paramitra Alfa Sekuritas menyatakan sektor ini masih cukup positif. Pasalnya, saat ini memasuki tahun pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum. “Pemerintah cukup agresif, dan ini bisa menjadi bukti bagi kinerja pemerintah,” terang William kepada KONTAN, Rabu (18/4). Banyak proyek yang dikejar oleh pemerintah tahun ini. Sayangnya, faktor keamanan dan kualitas menjadi sorotan karena dinilai kurang diperhatikan. Namun, menurutnya, pelaku pasar sudah tahan banting terhadap sentimen kecelakaan kerja. “Pelaku pasar melihat itu hal biasa, justru pelemahan bisa dimanfaatkan menjadi momentum untuk masuk,” ungkapnya. Dua tahun ini akan menjadi tahun penting untuk beberapa proyek. Untuk itu, sentimen ini masih bisa memberikan daya dorong bagi emiten konstruksi. Secara historis dia juga mengamati pada tahun 2014, kinerja emiten konstruksi juga naik cukup signifikan. “Ini karena tahun politik dan besarnya proyek yang dicover,” terangnya. William merekomendasikan saham konstruksi untuk investasi jangka menengah dan panjang. Diantara beberapa emiten konstruksi, dia masih menjagokan beli WIKA dengan target harga tahun 2018 pada level 2.100 dan target harga WSKT pada akhir tahun 2018 di level 3.000. Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas menyatakan perihal kecelakaan yang banyak terjadi, terdapat ketidaksiapan antara proyek dengan sumber daya yang ada pada perusahaan konstruksi. Sehingga membuat beban kerja bertambah. “Seiring banyak proyek yang ditangani, semakin bertambah bebannya,” kata Edwin kepada KONTAN, Rabu (18/4). Perhatian pada keselamatan kerja juga menjadi sorotan. Bukan hanya banyaknya proyek yang ditangani, namun kualitas proyek juga harus diperhatikan. Edwin menilai secara fundamental saham konstruksi masih cukup bagus dan tidak bermasalah. “Cuma yang saat ini menjadi konsentrasi adalah soal pendanaan,” ujarnya. Pendanaan beberapa emiten yang sudah cair, menjadi sentimen positif emiten untuk ekspansi. Namun, pendanaan yang belum cair, bisa menjadi katalis negatif bagi emiten. Terutama dari sisi arus kas perusahaan. Dia menilai wajar apabila arus kas tersebut menjadi perhatian penting investor. Edwin masih merekomendasikan beli saham-saham emiten konstruksi seperti ADHI, WSKT, PTPP, dan WIKA untuk jangka panjang dalam kurun 1-5 tahun. Dia juga menyarankan agar bisa membeli saham-saham tersebut saat harganya terbilang murah. Edwin mematok target harga ADHI pada 2.800, WSKT pada 3.150, PTPP pada 3.300, dan WIKA pada 2.200. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kualitas proyek jadi sorotan, saham konstruksi masih saja hijau
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konstruksi belakangan kembali menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan kualitas proyek yang dihasilkan. Apakah cukup aman dari segi konstruksi atau tidak. Pasalnya, kualitas proyek ini menentukan bagaimana kualitas kontraktor dalam mengerjakan proyek yang didapatkan. Meski kecelakaan kerja dan kualitas proyek menjadi sorotan, William Siregar, Analis Paramitra Alfa Sekuritas menyatakan sektor ini masih cukup positif. Pasalnya, saat ini memasuki tahun pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum. “Pemerintah cukup agresif, dan ini bisa menjadi bukti bagi kinerja pemerintah,” terang William kepada KONTAN, Rabu (18/4). Banyak proyek yang dikejar oleh pemerintah tahun ini. Sayangnya, faktor keamanan dan kualitas menjadi sorotan karena dinilai kurang diperhatikan. Namun, menurutnya, pelaku pasar sudah tahan banting terhadap sentimen kecelakaan kerja. “Pelaku pasar melihat itu hal biasa, justru pelemahan bisa dimanfaatkan menjadi momentum untuk masuk,” ungkapnya. Dua tahun ini akan menjadi tahun penting untuk beberapa proyek. Untuk itu, sentimen ini masih bisa memberikan daya dorong bagi emiten konstruksi. Secara historis dia juga mengamati pada tahun 2014, kinerja emiten konstruksi juga naik cukup signifikan. “Ini karena tahun politik dan besarnya proyek yang dicover,” terangnya. William merekomendasikan saham konstruksi untuk investasi jangka menengah dan panjang. Diantara beberapa emiten konstruksi, dia masih menjagokan beli WIKA dengan target harga tahun 2018 pada level 2.100 dan target harga WSKT pada akhir tahun 2018 di level 3.000. Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas menyatakan perihal kecelakaan yang banyak terjadi, terdapat ketidaksiapan antara proyek dengan sumber daya yang ada pada perusahaan konstruksi. Sehingga membuat beban kerja bertambah. “Seiring banyak proyek yang ditangani, semakin bertambah bebannya,” kata Edwin kepada KONTAN, Rabu (18/4). Perhatian pada keselamatan kerja juga menjadi sorotan. Bukan hanya banyaknya proyek yang ditangani, namun kualitas proyek juga harus diperhatikan. Edwin menilai secara fundamental saham konstruksi masih cukup bagus dan tidak bermasalah. “Cuma yang saat ini menjadi konsentrasi adalah soal pendanaan,” ujarnya. Pendanaan beberapa emiten yang sudah cair, menjadi sentimen positif emiten untuk ekspansi. Namun, pendanaan yang belum cair, bisa menjadi katalis negatif bagi emiten. Terutama dari sisi arus kas perusahaan. Dia menilai wajar apabila arus kas tersebut menjadi perhatian penting investor. Edwin masih merekomendasikan beli saham-saham emiten konstruksi seperti ADHI, WSKT, PTPP, dan WIKA untuk jangka panjang dalam kurun 1-5 tahun. Dia juga menyarankan agar bisa membeli saham-saham tersebut saat harganya terbilang murah. Edwin mematok target harga ADHI pada 2.800, WSKT pada 3.150, PTPP pada 3.300, dan WIKA pada 2.200. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News