JAKARTA. Kinerja Bank Jatim pada kuartal tiga tahun ini kurang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari laba bersih perseroan yang mengalami penurunan 6,19% menjadi Rp 696 miliar. Penurunan laba ini disebabkan karena perlambatan ekonomi. Walaupun menurun sampai akhir tahun, namun Bank Jatim berharap laba bersih mereka tetap bisa naik menjadi 15% hingga 18,8%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan laba bank milik pemerintah ini menurun. Salah satunya adalah beban operasional selain bunga bersih yang naik 31,68% menjadi Rp 1,08 triliun. Kenaikan beban ini tidak diimbangi kenaikan pendapatan bunga yang hanya18,6% menjadi Rp 3,48 triliun. Selain itu, non performing loan (NPL) Bank Jatim juga naik menjadi 4% dari sebelumnya 3%. Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim, Su'udi menargetkan, NPL diharapkan bisa ditekan menjadi 3,68%. Untuk mengatasi hal ini, Bank Jatim sudah membuat divisi risiko kredit, yang ditujukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah secara cepat. Pembentukan divisi kredit ini juga menjadi internal kontrol dari korporasi. Selain itu, menurut Su'udi, Bank Jatim juga membentuk tim restrukturisasi untuk mengendalikan NPL ini. Faktor lainnya adalah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank Jatim yang sudah naik ke posisi 84% per September.
Kuartal 3, laba Bank Jatim turun 6,19%
JAKARTA. Kinerja Bank Jatim pada kuartal tiga tahun ini kurang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari laba bersih perseroan yang mengalami penurunan 6,19% menjadi Rp 696 miliar. Penurunan laba ini disebabkan karena perlambatan ekonomi. Walaupun menurun sampai akhir tahun, namun Bank Jatim berharap laba bersih mereka tetap bisa naik menjadi 15% hingga 18,8%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan laba bank milik pemerintah ini menurun. Salah satunya adalah beban operasional selain bunga bersih yang naik 31,68% menjadi Rp 1,08 triliun. Kenaikan beban ini tidak diimbangi kenaikan pendapatan bunga yang hanya18,6% menjadi Rp 3,48 triliun. Selain itu, non performing loan (NPL) Bank Jatim juga naik menjadi 4% dari sebelumnya 3%. Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim, Su'udi menargetkan, NPL diharapkan bisa ditekan menjadi 3,68%. Untuk mengatasi hal ini, Bank Jatim sudah membuat divisi risiko kredit, yang ditujukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah secara cepat. Pembentukan divisi kredit ini juga menjadi internal kontrol dari korporasi. Selain itu, menurut Su'udi, Bank Jatim juga membentuk tim restrukturisasi untuk mengendalikan NPL ini. Faktor lainnya adalah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank Jatim yang sudah naik ke posisi 84% per September.