Kuartal dua 2011, sebagian harga obat generik bakal naik 10%



JAKARTA. Kenaikan harga obat tampaknya sudah tak bisa dibendung. Menurut Syamsul Arifin, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk (KAEF), pada bulan April nanti, bila bea masuk (BM) sebesar 5% dari sebelumnya 0% belum dicabut, maka dipastikan sekitar 10% dari ribuan mereka obat akan naik. "Tidak semua harga obat naik, hanya sekitar 10% saja dari ribuan merek obat," kata Syamsul, Rabu (23/2).

Namun hingga kini, Kimia Farma belum menaikkan harga. "Kami masih menunggu kebijakan dari pemerintah," imbuh Syamsul. Sampai saat ini, 70% obat yang dijual di Kimia Farma adalah obat generik dan 30% adalah obat bebas.

Syamsul menjelaskan, obat-obat yang harganya sudah mahal tidak usah lagi dinaikkan, tapi obat-obat murah seperti generik marginnya tipis, kalau harganya tidak dinaikkan padahal BM naik 5%, tidak menarik dari sisi usaha.


Padahal, menurut Syamsul, seharusnya pemerintah mengikuti kebijakan dari World Health Organization (WHO) yang memberikan arahan untuk memberikan perhatian khusus kepada obat-obat yang sifatnya esensial.

"Dari ribuan merek obat, ada sekitar 400 merek obat yang termasuk esensial, jadi harga yang 400 merek obat inilah seharusnya bea masuknya dihapus," terang Syamsul.

Obat-obat yang termasuk esensial ini seperti obat generik dan obat dagang. Sebab obat-obat esensial inilah yang paling banyak dibutuhkan masyarakat. ”Tidak semua harga obat serentak naik pada bulan April, sebab kenaikan harga obat ditentukan oleh kebijakan masing-masing perusahaan,” katanya.

Produsen obat lainnya PT Indofarma Tbk (INAF), juga akan mengerek harga obat. "Persis berapa persen kenaikannya masih kami hitung, tapi tidak melebihi BM sekitar 5%," ungkap C.H. Isakayoga, Sekretaris perusahaan INAF.

Kenaikan harga obat itu tergantung dari komposisi bahan baku obat yang digunakan. “Sebab tidak semua bahan baku obat yang semuanya kena bea masuk," tutur Isakayoga.

Ia tidak menampik kalau kenaikkan harga obat pada April mendatang akan mempengaruhi pasar penjualan obat. "Pasti penurunan ada, tapi tidak tahu persisnya berapa," imbuh Isakayoga.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Vidjongtius menambahkan bahwa sejak awal tahun 2011 harga bahan baku obat telah melambung sekitar 5%-8%. "Kenaikan harga minyak menjadi salah satu pemicunya," kata Vidjongtius.

Oleh sebab itu, kalau pemerintah tidak ingin harga obat naik, seharusnya pemerintah konsisten tidak menarik BM dari impor bahan baku obat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini