Kuartal I-2009, Ekspor CPO Tetap Anjlok



JAKARTA. Agaknya, ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia masih bakal terseok-seok. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi, laju ekspor CPO selama kuartal I-2009 belum akan membaik.

Pemicunya apalagi kalau bukan krisis global. "Banyak negara yang masih mengerem permintaan CPO," ujar Joefly J. Bachroeny, Ketua Umum Gapki, Kamis (26/2).

Menurut data Gapki, ekspor CPO selama Januari 2009 hanya 1,14 juta ton. Angka itu lebih rendah dibanding Januari 2008 yang mencapai 1,19 juta ton. Menurut Joefly, laju penurunan ekspor masih akan berlanjut pada Februari hingga Maret nanti.


Bahkan, Joefly memperkirakan, ekspor pada Februari dan Maret akan lebih rendah ketimbang kinerja Januari. Hanya saja, perbedaannya tidak akan terlalu besar.

Gapki menilai kebijakan pemerintah yang menetapkan pungutan ekspor (PE) CPO 0% pada bulan Maret ini tidak akan banyak membantu. "PE 0% itu tidak akan menambah gairah produsen CPO mengekspor," ujar Joefly.

Departemen Perdagangan (Depdag) sudah menetapkan harga patokan ekspor (HPE) CPO periode 1-31 Maret sebesar US$ 480 per ton. Karena HPE di bawah US$ 550 per ton, maka Depdag mematok pungutan ekspor tetap 0%.

Agar ekspor tidak begitu melorot, pengusaha akan mencari peruntungan ke beberapa negara lain. "Timur Tengah dan Afrika menjadi pasar alternatif untuk menyiasati pasar lama yang sedang lesu," tutur Manajer Pengembangan Bisnis Wilmar Internasional, Max Ramajaya.

Max memprediksi, kinerja ekspor CPO baru akan menggeliat setelah kita memasuki semester kedua 2009 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie