Kuartal I-2019, indeks saham sektor aneka industri turun tajam 7,53%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham sektor aneka industri menjadi sektor dengan kinerja paling turun sepanjang kuartal I-2019, yakni sebesar 7,53%. Meskipun begitu, penurunan ini lebih kecil dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,95%.

Analis Bina Artha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penurunan indeks saham sektor aneka industri ini dipengaruhi oleh sentimen global. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat kinerja indeks sektor ini agak tertekan. Hal tersebut bisa terlihat dari sektor manufaktur beberapa negara yang mengalami kontraksi.

“China sempat menutup indeks sektor manufakturnya di angka 49. Sekarang sudah menguat ke level 50. Begitu juga Indonesia yang pernah menyentuh level 49 dan sekarang menguat ke 51,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/4).


Menurut dia, kontraksi tersebut terlihat dari adanya daya beli terhadap bahan baku dan tenaga kerja yang menurun.

Meskipun begitu, ia melihat indeks saham sektor aneka industri sudah mulai rebound, dari 1250 menjadi 1328 saat ini. Artinya, hal ini menjadi tanda-tanda positif bagi sektor ini. Apalagi jika sentimen perang dagang makin mereda.

Ia mengatakan, pada awal 2019, indeks saham sektor aneka industri sempat menguat ke level 1440. Akan tetapi turun kembali karena mendapat sentimen negatif dari perlambatan manufaktur Tanah Air.

“Tapi ini sudah berpola head and shoulders. Pemilu sudah memasuki periode yang menyebabkan kepastian bagi para pelaku pasar,” kata dia.

Nah, jika indeks saham ini sudah rebound lagi, maka ke depannya kinerja indeks saham sektor ini bakal tergantung dengan kalender makro ekonomi domestik. Ditambah lagi dengan penguatan inovasi industri.

Mulai dari pengembangan kawasan ekonomi di sektor manufaktur dan industri dan evolusi industri 4.0, "Untuk jangka panjang sektor ini masih menarik,” ucap dia.

Nafan merekomendasikan investor untuk akumulasi buy saham PT Astra Internasional Tbk (ASII, anggota indeks Kompas100 ini) pada kisaran 7025-7175. Alasannya, hingga akhir tahun harganya bisa mencapai 8.900.

Ia juga merekomendasikan akumulasi buy PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100 ini) di kisaran 336-340 dengan target profit hingga akhir tahun di level 442.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto