KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada awal tahun 2022 nampak menurun, bila dibandingkan dengan posisi ULN pada akhir tahun 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN Indonesia pada kuartal I-2022 sebesar US$ 411,5 miliar atau turun dari US$ 415,7 miliar dari kuartal IV-2021. Pun bila melihat pertumbuhan ULN, ULN kuartal I-2022 mengalami penurunan sebesar 1,1%
year on year (yoy), atau lebih dalam dari penurunan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,3% yoy.
“Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta,” tulis Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Kamis (19/5).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Ambil Langkah untuk Memblokir Pembayaran Utang Rusia Erwin memerinci, posisi ULN Pemerintah pada kuartal I-2022 sebesar US$ 196,2 miliar, menurun dari posisi kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 200,2 miliar. Secara tahunan, pertumbuhan ULN pemerintah tercatat tumbuh negatif 3,4% yoy, atau lebih dalam dibandingkan dengan konraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 3,0% yoy. Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral. Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi pada SBN domestik ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN domestik. Penarikan ULN pada triwulan I 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Masih Bergerak di Kisaran Paling Lemah Sejak Oktober 2020, Begini Prediksi Rupiah Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel. Kemudian, ULN Swasta tercatat US$ 206,4 miliar atau turun dari US$ 206,5 miliar pada kuartal IV-2021. Secara tahunan, ULN Swasta turun 1,8% yoy, atau lebih dalam dari penurunan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,6% yoy. Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo selama kuartal I-2022 sehingga ULN lembaga keuangan (
financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (
nonfinancial corporations) terkontraksi masing-masing sebesar 5,1% yoy dan 1,0% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli