Kuartal I-2024, Sejumlah Emiten Jasa Tambang Bukukan Kinerja Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten jasa pertambangan mencatatkan kinerja positif pada kuartal I-2024. Kinerja ini sejalan dengan fenomena kenaikan harga komoditas yang tidak hanya menguntungkan perusahaan tambang saja, tetapi juga perusahaan penyedia jasa tambang, seperti kontraktor tambang dan penyedia angkutan.

PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya yang bergerak di bidang jasa tambang PT Pamapersada mencatatkan pada kuartal I-2024 pendapatan bersih sebesar Rp 13,3 triliun, naik 14% dari Rp 11,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis mengatakan, kinerja Pama di kuartal I-2024 menunjukkan peningkatan produksi. Hal ini sudah sesuai dengan kontrak yang ada.


"Kinerja hingga akhir tahun dipertahankan melalui optimalitas productivity," kata Sara kepada KONTAN, Senin (13/5).

Baca Juga: Diversifikasi United Tractors (UNTR) ke Bisnis Nikel Mulai Membuahkan Hasil

Adapun, PAMA mencatat peningkatan volume produksi batubara sebesar 21% dari 27 juta ton menjadi 32 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah sebesar 17% dari 245 juta bcm menjadi 286 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,9x, turun dari 9,2x.

Sara menyebut untuk bisnis jasa tambang, kunci strateginya adalah menjadi kontraktor yang paling efisien dalam operasionalnya. Untuk mendukung rencana bisnis tahun ini, alokasi belanja modal untuk Pamapersada mencapai Rp 18 triliun untuk penggantian maupun rekondisi alat berat yang sudah usang.

Emiten yang bergerak di jasa pengangkutan batubara, PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) menyatakan prospek bisnis jasa tambang tahun ini masih relatif stabil lantaran kebutuhan pasar di China, India dan Eropa masih tinggi.

Direktur Dana Brata Luhur Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, TEBE menargetkan pengangkutan batubara sebanyak 9,5 juta ton dan membukukan pendapatan sebesar Rp 522,5 miliar pada tahun 2024.

"Penurunan target ini seiring dengan situasi geopolitik dan turunnya harga batu bara," kata Hendy kepada KONTAN, Senin (13/5).

TEBE mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 47,6 miliar tahun ini yang akan digunakan untuk mendukung rencana ekspansi, terutama untuk mendukung diversifikasi bisnis. 

Baca Juga: Gelar RUPST, Dana Brata Luhur (TEBE) Bagi Dividen Sebesar Rp 134,9 Miliar

PT RMK Energy Tbk (RMKE) menyatakan akan bekerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara, serta mengoptimalkan kolaborasi RMKE Grup Indonesia untuk meningkatkan kinerja secara grup.

Head Investor & Public Relations RMKE, Julius Caesar Samosir mengatakan, saat ini RMKE masih proses audit laporan keuangan kuartal I-2024, setelah hasil audited kuartal I-2024 akan rilis kinerja.

"Untuk kuartal II-2024 kontrak new customer masih on going karena masih proses pembangunan fasilitas jalan hauling road, di semester kedua tahun ini ditargetkan realisasinya," ujar Julius kepada KONTAN, Senin (13/5).

Ia menjelaskan, RMKE tengah berfokus menyelesaikan jalan hauling road ke 3 calon costumer baru untuk meningkatkan volume jasa. RMKE tahun ini akan melanjutkan pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE dan siap fokus untuk operasional ke depannya.

RMKE juga menargetkan muatan tongkang tahun ini sebesar 9,9 juta MT batubara dan volume penjualan batubara 3,5 juta MT, yang berasal dari produksi in-house 1,2 juta MT.

Tahun ini RMKE menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 476 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, hauling road, dan training load system (TLS).

Baca Juga: Aksi Emiten Prajogo Pangestu Petrosea (PTRO) Alihkan 16,94 Juta Saham Hasil Buyback

Sementara itu, PT Petrosea Tbk (PTRO) membukukan total pendapatan sebesar US$ 156 juta per 31 Maret 2024, meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kontribusi terbesar terhadap peningkatan total pendapatan diperoleh dari lini bisnis Engineering, Procurement & Construction (EPC) yang naik secara signifikan sebesar 134%," kata Marzuki Asikin, Head of Corporate Communications Petrosea, Jumat (26/4).

Emiten batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) mencatatkan pendapatan sebesar US$ 39,64 juta sepanjang kuartal I-2024, naik 33,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 29,7 juta. 

Sekretaris Perusahaan MYOH Ahmad Zaki Natsir mengatakan, kenaikan pendapatan ini didorong oleh peningkatan overbuden removal menjadi 7,8 juta BCM dari kuartal I-2023 yang tercatat sebanyak 6,9 juta BCM.

"Pendapatan tersebut ditopang oleh jasa pemindahan tanah dan pengambilan batubara sebesar US$ 20,72 juta, jasa pengangkutan sebesar US$ 9,31 juta, penyewaan kendaraan dan lainnya sebesar US$ 9,22 juta dan jasa pengeboran dan eksplorasi sebesar US$ 390,2 juta," ungkap Ahmad.

Ia menambahkan, coal getting pada kuartal I-2024 mencapai 1,4 juta ton, naik tipis dibandingkan periode kuartal I-2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .