Kuartal I, kinerja Bank DKI stagnan



JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta belum bisa berlari kencang di kuartal I-2016. Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta Sigit Prastowo menyampaikan, penyaluran kredit dan penyerapan sumber dana pihak ketiga (DPK) masih lambat, karena siklus awal tahun lebih rendah dibandingkan kuartal II dan kuartal III.

Lihat saja, realisasi kredit berkisar Rp 26 triliun dan DPK berkisar Rp 28,2 triliun di kuartal I-2016. Angka ini tak jauh berbeda dari realisiasi kredit sebesar Rp 25,69 triliun dan DPK mencapai Rp 28,19 triliun per Desember 2015. "Kinerja Bank DKI Jakarta kuartal I-2016 masih stagnan," katanya, Senin (11/4).

Tahun ini, Bank DKI Jakarta menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12,5% atau mencapai Rp 28,90 triliun. Sedangkan, DPK akan tumbuh 12,5% atau menjadi Rp 31,71 triliun.


Sigit menambahkan, pihaknya akan gencar menyalurkan kredit di kuartal II dan kuartal III, karena kegiatan ekonomi mulai tinggi. Bank DKI Jakarta fokus menyalurkan kredit pada segmen untuk kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan target pertumbuhan 25% atau jadi Rp 7,5 triliun di akhir 2016. Tahun lalu, realisasi penyaluran kredit Rp 6 triliun.

Bank milik Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta ini juga mengincar pembiayaan kredit infrastruktur perusahaan BUMD wilayah Jakarta. Pasalnya, Pemda DKI Jakarta bilang pihaknya membutuhkan biaya Rp 20 triliun-Rp 25 triliun untuk pembangunan tahun ini. Nah, Bank DKI akan mengambil porsi kredit dari kebutuhan biaya pembangunan tersebut.

"Pembiayaan kredit untuk proyek Pemda DKI Jakarta sangat potensial," kata Direktur Utama Bank DKI Jakarta Kresno Sediarsi. Proyek-proyek Pemda DKI Jakarta yang menjadi sasaran adalah proyek dari Trans Jakarta, Mass Rapid Transit Jakarta (MRT), dan Jakarta Light Rail Transit (LRT). Misalnya, Trans Jakarta membutuhkan dana sebesar Rp 2 triliun untuk pengadaan 1.000 bus seharga Rp 2 miliar per bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini