Kuartal I, Laba Bersih Ryanair Turun 24%



LONDON. Abu vulkanik dari letusan gunung api di Eslandia berdampak buruk ke kinerja keuangan maskapai berbujet rendah, Ryanair. Laba bersih Ryanair harus turun 24% dari periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi tinggal 93,7 juta Euro.

Berdasarkan pernyataan resmi yang dilansir Selasa (20/7), abu vulkanik gunung api Eslandia tersebut telah membatalkan hampir 10.000 penerbangan Ryanair, dengan total kerugian mencapai 50 juta Euro.

Meski begitu, manajemen Ryanair optimistis bisa mencapai target laba bersih mereka tahun ini yang sebesar 350 juta Euro, atau naik sekitar 10% sampai 15% dari laba bersih mereka tahun lalu.


Sekedar informasi, akibat letusan gunung api di Eslandia, banyak maskapai yang terpaksa membatalkan penerbangannya, lantaran jalur udara yang tidak bisa diterbangi akibat terhalang debu vulkanik. Dampaknya, hampir seluruh bandara di Eropa harus berhenti beroperasi, dan itu menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi industri penerbangan di Eropa.

Direktur Keuangan Ryanair Howard Miller mengatakan, sekitar 1,5 juta penumpang terpaksa tidak dapat terbang, dan sesuai undang-undang penerbangan Uni Eropa, Ryanair harus menanggung kompensasi yang tak sedikit kepada penumpang.

Ryanair sendiri bersikeras hanya membayar kerugian seharga tiket pesawat, lantaran pembatalan akibat kejadian bencana alam. Tindakan ini artinya mengabaikan peraturan Uni Eropa yang mengharuskan setiap maskapai untuk mengganti kerugian setiap penumpang bisa terjadi keterlambatan dan pembatalan yang disebabkan oleh hal apapun.

Manajemen Ryanair berargumen, pengoperasian maskapainya berbeda dengan model transportasi yang lain, seperti feri ataupun bus. Dan jika Uni Eropa menerapkan peraturan yang sama ke industri penerbangan, artinya terjadi tindakan diskriminasi terhadap industri penerbangan.

Editor: Uji Agung Santosa