Kuartal I, laba bersih WSKT meroket 10 kali lipat



JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menorehkan kinerja yang sangat gemilang di kuartal I 2016. Laba bersih perseroan melonjak sepuluh kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy)

Mengutip laporan keuangan WSKT, Senin (2/5), perseroan berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 127,3 miliar pada kuartal I 2016, melesat 1026% dibanding Rp 11,3 miliar pada kuartal I 2015. Demikian pula laba per saham yang naik dari Rp 1,23 menjadi Rp 9,24.

Pertumbuhan kinerja tersebut seiring dengan meningkatnya pendapatan WSKT sebesar 36% dari Rp 1,4 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp 3,32 triliun. Namun, pendapatan dari ventura bersama minus Rp 35 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih mencatatkan pendapatan Rp 11 miliar.


Meskipun beban WSKT juga mengalami peningkatan, namun masih tetap bisa disokong dengan pertumbuhan pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain yang tumbuh masing-masing naik 137% jadi Rp 37,6 miliar dan tumbuh 756% menjadi Rp 13,7 miliar.

Beban umum dan administrasi naik dari Rp 63,9 miliar jadi Rp 92,4 miliar, beban lain-lain naik dari Rp 2,6 miliar jadi Rp 4,8 miliar, beban keuangan melonjak dari Rp 66 miliar jadi Rp 169,6 miliar serta terdapat rugi kurs Rp 605 juta, padahal periode yang sama tahun sebelumnya masih tercatat untung kurs Rp 3,5 miliar.

Pendapatan usaha WSKT sepanjang tiga bulan pertama tahun ini berasal dari jasa kontruksi sebesar Rp 2,85 triliun atau melonjak 147% dari Rp 1,15 triliun pada kuartal I 2015. Hal ini berkontribusi 92,8% terhadap total pendapatan perseroan.

Sementara, pendapatan precast turun dari Rp 252,6 miliar jadi Rp 191,3 miliar, pendapatan sewa gedung naik dari Rp 61 juta menjadi Rp 151,3 juta dan pendapatan jalan tol tercatat sebesar Rp 28,5 miliar padahal periode yang sama tahun lalu belum mencatat pendapatan dari sektor ini.

Total aset WSKT per akhir Maret 2016 tercatat sebesar Rp 30,3 triliun, turun dari Rp 30,9 triliun pada periode akhir 2015. Jumlah liabilitasnya naik dari Rp 20,6 triliun menjadi Rp 24,2 triliun dan ekuitasnya turun dari Rp 9,7 triliun jadi Rp 9,6 triliun.

Peningkatan utang tersebut lantaran adanya penambahan utang bank jangka pendek pada pihak berelasi sebesar Rp 3,99 triliun, naik dari Rp 2,5 triliun periode yang sama tahun lalu. Utang bank ke pihak tidak berelasi naik dari Rp 675,3 miliar jadi Rp 1,09 triliun. Disamping itu terdapat peningkatan utang usaha dari Rp 5,4 triliun jadi Rp 6,3 triliun.

Sementara jumlah kas dan setara kas emiten konstruksi pelat merah ini pada periode akhir kuartal I tercatat sebesar Rp 4,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie