JAKARTA. Perlahan, sejumlah bank mampu melepaskan diri dari bayang-bayang penurunan laba. Ambil contoh, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank milik Temasek ini membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 814 miliar pada kuartal I tahun 2016. Perolehan laba tersebut naik 18% dari Rp 687 miliar di periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Kenaikan laba Bank Danamon tertolong perbaikan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) menjadi 8,6% atau naik 30 basis poin (bps) secara tahunan.
Selain itu, pendapatan komisi (fee based income) tumbuh 9%. Kenaikan NIM dan fee based menutupi penurunan penyaluran kredit. Sepanjang kuartal I tahun ini, kredit Bank Danamon susut 7% menjadi Rp 125,8 triliun ketimbang Rp 135,7 triliun per Maret 2015. Pemicunya, sejumlah segmen kredit melesu. Penurunan kredit paling dalam terjadi di unit bisnis Danamon Simpan Pinjam (DSP). Lini kredit mikro Bank Danamon ini anjlok 27% menjadi Rp 13,3 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 18,2 triliun. Selanjutnya, kredit komersial pun susut 3% menjadi Rp 15,5 triliun, disusul kredit kendaraan (multifinance) yang turun sebesar 8% menjadi Rp 45,1 triliun. “Penurunan masih 8% secara industri. Hal ini juga berdampak pada Adira Finance,“ jelas Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim, Selasa (26/4).