Kuartal I, penerbitan MTN capai Rp 3,72 triliun



JAKARTA. Nilai penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) anyar sepanjang Kuartal I-2017 kian semarak. Di tengah ketidakpastian global, korporasi lebih menyukai penerbitan MTN ketimbang obligasi konvensional.

Merujuk data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) sepanjang tiga bulan pertama penerbitan MTN sudah mencapai Rp 3,72 triliun yang berasal dari 40 seri surat utang. Jumlah tersebut melampaui realisasi periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat Rp 1,67 triliun dari 25 seri.

Nicodimus Anggi Kristiantoro, Analis IBPA, berpendapat, tingginya penerbitan MTN sepanjang kuartal I-2017 lantaran ketidakpastian yang membayangi pasar. Apalagi, ketidakpastian di pasar tahun ini lebih tinggi ketimbang 2016 lalu.


Hal tersebut disebabkan oleh rencana kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak baru.

"Di tengah ketidakpastian pasar yang dibarengi dengan kebutuhan emiten untuk memperoleh alternatif pendanaan secara cepat dan mudah maka MTN menjadi salah satu solusinya," jelas dia.

Apalagi menurut Nico, proses penerbitan MTN tidak serumit penerbitan obligasi konvensional sehingga memicu korporasi lebih memilih menerbitkan MTN.

Asal tahu saja, MTN merupakan jenis instrumen jangka menengah yang lebih bisa meminimalisir risiko ketimbang obligasi konvensional karena jika pasar sewaktu-waktu bergejolak, maka risiko kenaikan cost of fund (CoF) bisa dihindari.

Memang dalam penerbitan MTN, belum ada kewajiban bagi korporasi untuk menyematkan rating maupun memberikan jaminan. Emisi penerbitan dan proses penawaran yang cukup terbatas pun memudahkan administrasi.

Nicodimus memprediksi, prospek penerbitan MTN di kuartal II-2017 ini berpotensi kian semarak. Bahkan bisa melebihi realisasi penerbitan tahun lalu yang mencapai Rp 1,51 triliun dari 24 seri surat utang. "Emiten pasti masih membutuhkan pendanaan jangka pendek dan menengah apalagi proses emisi penerbitan lebih mudah, sehingga penerbitan MTN masih menjadi favorit," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto