JAKARTA. Penjualan semen sepanjang di awal tahun ini tak sekokoh tahun lalu. Ini terlihat dari penjualan semen milik PT Semen Indonesia Tbk di kuartal I 2014 yang hanya tumbuh 3,5% menjadi 6,16 juta ton. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, penjualan Semen Indonesia bisa tumbuh 20,5% menjadi 5,95 juta ton secara tahunan. Pertumbuhan penjualan mereka juga lebih kecil dari penjualan semen secara industri yang tumbuh 3,7% menjadi 14,69 juta ton. Volume penjualan terbesar masih berasal dari Semen Gresik yakni 3,29 juta ton. Penjualan ini naik 6,6% dari periode yang sama tahun lalu. Menurut Agung Wiharto, Sekretaris Korporasi Semen Indonesia, kontribusi terbesar kedua berasal dari penjualan Semen Tonasa sebanyak 1,26 juta ton. Angka ini tumbuh 5,59%. Menyusul, penjualan Semen Padang yang menurun 3,9% menjadi 1,61 juta ton.
Khusus penjualan ekspor masih lesu. Ekspor Semen Indonesia menurun 45,3% menjadi 14.955 ton. Penjualan ekspor berasal dari produksi Semen Tonasa. Secara industri, penjualan semen nasional memang melambat. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan, total konsumsi semen hanya naik 3,5% dari 13,61 juta ton menjadi 14,09 juta ton pada kuartal I 2014. Penjualan semen domestik tumbuh 3,7% menjadi 14,07 juta ton. Penjualan semen terbesar masih di Pulau Jawa, sebanyak 7,74 juta ton. Lebih rinci lagi, penjualan semen di Jawa Barat naik 12,3% menjadi 2,15 juta ton. Lalu, penjualan semen di Jawa Timur naik 9% menjadi 1,85 juta ton. Namun, penjualan semen di beberapa daerah menurun. Ambil contoh, penjualan semen di Banten yang merosot 11,7% menjadi 720.425 ton. Begitu pula di Maluku dan Papua, penjualan semen turun 9,4% menjadi 324.938 ton. Analis MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, pertumbuhan penjualan industri semen memang cenderung di bawah ekspektasi yang sebesar 5%. Ini akibat pembangunan infrastruktur yang terhenti karena ada pemilihan umum.