Kuartal I, WIKA kantongi kontrak baru Rp 5,32 T



JAKARTA. Emiten Konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 5,32 triliun sepanjang kuartal I 2016. Pencapaian tersebut setara dengan 10,2% dari target kontrak anyar yang dipatok tahun yakni Rp 52,2 triliun.

Meskipun masih minim, namun pencapaian kontrak baru WIKA selama tiga bulan pertama ini tercatat tumbuh 29,7% dibandingkan kuartal I tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 4,1 triliun

Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan sebagian besar proyek tersebut masih diperoleh dari proyek pemerintah yakni 43,5%. "Lalu diikuti dengan proyek swasta dengan kontribusi 39,7% dan proyek swasta menyumbang porsi 17,8%, "kata Suradi pada KONTAN, Kamis (7/4).


WIKA mengharapkan bisa mencapai 40% dari target kontrak barunya di paruh pertama tahun ini. Suradi bilang, semester I ini perseroan masih akan mengandalkan proyek swasta. Pasalnya proyek besar yang dibidik perseroan seperti kontrak kereta Api cepat Jakarta- Bandung (HSR) kemungkinan baru diperoleh pada paruh kedua mendatang.

Sementara proyek besar yakni tiga pembangkit listrik yang tengah dibidik WIKA saat ini tengah masih dalam proses tender. Perseroan membidik 15% di proyek Jawa V berkapasitas 2x 1.000 MW, 40% di proyek PLTU Meulaboh Aceh berkapasitas 2 x 200 dan mengincar sekitar 20% di PLTU Manado berkapasitas 2 x 50 MW.

Selain mengincar untuk berinvetasi, perseroan juga membidik pengerjaan kontrak dari proyek listrik. Tahun ini, WIKA menargetkan Rp 4,5 triliun dari proyek EPC.

Saat ini, lanjut Suradi, WIKA berpotensi mengantongi kontrak baru terendah senilai Rp 600 miliar dari tender sejumlah proyek yang diikuti perseroan. Sehingga dalam waktu dekat perseroan akan mengantongi kontrak anyar Rp 5,9 triliun .

Adapun proyek yang diperoleh WIKA sepanjang kuartal I di antaranya proyek pembangunan pabrik minyak Goreng di Sumatera Utara senilai Rp 501 miliar, proyek jaringan gas Prabumulih senilai Rp 296 miliar, proyek strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang terdiri dari stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Bekasi, fasilitas penerangan jalan umum, tank bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua senilai Rp 207,33 miliar.

Lalu proyek pembangunan jalan tol Manado–Bitung senilai Rp 169,63 miliar, pembangunan elevated road Maros–Bone senilai Rp 91,46 miliar, proyek tol Bawen-Solo seksi dua senilai Rp 75,4 miliar dan proyek Semanggi Interchange Rp 331 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto