KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia tertekan sepanjang kuartal II-2022 akibat kenaikan suku bunga yang agresif yang dilakukan The Fed sebesar 75 basis poin (bps) dengan USD indeks DXY mencapai level tertinggi dalam hampir 20 tahun. Berdasarkan data
Bloomberg dan
Logammulia, harga emas berjangka kontrak April 2021 di Commodity Exchange menurun di akhir Juni 2022 sebesar US$ 1.814,9 per ons troi, sepanjang kuartal I-2022 menguat sebesar 6,73%, dan kuartal II-2022 melemah 7,38%. Jika secara
return year to date (YTD) menguat 1,14% jika dibandingkan akhir 2021 sebesar US$ 1.835,9 per ons troi
Sementara harga emas spot di akhir Juni 2022 sebesar US$ 1.815,2 per ons troi, sepanjang kuartal I-2022 menguat sebesar 5,92%, dan kuartal II-2022 melemah 6,36%. Atau melemah sebesar 0,77% secara
return year to date (YTD) jika dibandingkan akhir 2021 sebesar US$ 1.829,2 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Mendebarkan (30 Juni 2022), Pembeli Seminggu Rugi 13,21% Sedangkan harga emas Antam di akhir Juni 2022 sebesar Rp 988.000 per gram, naik sebesar 5,06% secara
return YTD dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp 938.000 per gram dan naik 12,34% secara MoM dibandingkan akhir Mei 2022 sebesar Rp 866.000 per gram. Analis DCFX Lukman Leong mengatakan, kuartal I harga emas melonjak ke level tertinggi dalam sejarah dipicu oleh sentimen pembelian
safe haven oleh perang Russia-Ukraine. "Sementara pada kuartal II, harga emas tertekan oleh kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif dari The Fed dengan US Dollar Index (DXY) mencapai level tertinggi dalam hampir 20 tahun," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, kamis (30/6). Lukman mengatakan yang mempengaruhi pergerakan harga emas berasaldari kekuatiran resesi mendukung harga emas sebagai status
safe-haven dan sentimen negatif yang dapat menghambat harga emas dari kebijkana kenaikan suku bunga agresif oleh the Fed yang menyebabkan penguatan dolar. Menurut Lukman sentimen negatif yang menekan harga emas yaitu kebijakan suku bunga tinggi the Fed masih akan berlangsung hingga kuartal III. Harga emas berpotensi turun hingga US$ 1750. Pada kuartal IV data ekonomi diharapakan akan mengonfirmasi resesi di AS dan investor akan mulai melirik
safe haven emas setelah konsolidasi dari anjloknya pasar equitas. "Harga emas diperkirakan akan mulai naik di akhir tahun hingga awal tahun depan hingga kembali mendekati US$ 2000, tutur Lukman.
Baca Juga: Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini 30 Juni, Simak Daftarnya! Lukman mengatakan di tengah sentimen
risk off yang dipicu oleh kekuatiran resesi, investor selayaknya akan melepas asset beresiko dan memindahkan sebagian ke safe haven seperti emas. Lukman memproyeksikan pergerakan emas masih akan tertekan oleh kekuatan dollar. Harga emas berpotensi turun hingga US$ 1.730-US$ 1.780 pada kuartal III sebelum kembali naik di kuartal IV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto