JAKARTA. Nafsu konsumen membeli properti masih lesu. Alhasil, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) pun masih melempem. Dus, para bankir mesti menempuh segala jurus untuk menggenjot baki kredit hunian. Hingga pertengahan Mei 2015, Bank Rakyat Indonesia (BRI) baru menyalurkan KPR sebesar Rp 14,7 triliun. Angka ini tak jauh bergerak dari pencapaian di kuartal I yang tumbuh tipis 2,04% atau melambat dari pertumbuhan 4,32% di kuartal IV-2014. Padahal, sepanjang tahun 2014, KPR BRI tumbuh 20,8% secara tahunan. Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan 15%-17% hingga akhir tahun nanti.
Kuartal II, kredit pemilikan rumah masih seret
JAKARTA. Nafsu konsumen membeli properti masih lesu. Alhasil, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) pun masih melempem. Dus, para bankir mesti menempuh segala jurus untuk menggenjot baki kredit hunian. Hingga pertengahan Mei 2015, Bank Rakyat Indonesia (BRI) baru menyalurkan KPR sebesar Rp 14,7 triliun. Angka ini tak jauh bergerak dari pencapaian di kuartal I yang tumbuh tipis 2,04% atau melambat dari pertumbuhan 4,32% di kuartal IV-2014. Padahal, sepanjang tahun 2014, KPR BRI tumbuh 20,8% secara tahunan. Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan 15%-17% hingga akhir tahun nanti.