Kuartal II, Penyerapan Kondominium Nyaris Ludes



JAKARTA. Maraknya proyek apartemen baru yang meluncur di kuartal II-2010 menjadi titik awal pulihnya pasar apartemen. Pun begitu, lembaga riset Cushman & Wakefield mengamati, pada periode tersebut terjadi penurunan pre-sale sebesar 1,5% dibandingkan dengan kuartal I-2010.

Arief Rahardjo, Kepala Riset Cushman & Wakefield mengatakan, penurunan ini terjadi karena adanya musim libur sekolah di bulan Juni. Belum lagi, banyak kendala pada proyek rusunami atau apartemen bersubsidi dari pemerintah membuat beberapa pengembang menghentikan proyek tersebut dan mengubah proyek menjadi apartemen sederhana milik. "Biasanya kendala yang dihadapi seputar biaya konstruksi dan pembiayaan" ujar Arief.Tingkat penjualan kumulatif proyek kondominium di Jakarta dan sekitarnya masih sama dengan kuartal I-2010, yakni sebesar 94,1%. Sementara tingkat penjualan pre-sale mencapai 59,4%, atau turun 1,5% dibanding kuartal sebelumnya.Di periode ini, kondominium kelas menengah-atas dan atas mencatat tingkat pre-sale sebesar 63,1% dan 63,4%. Di sisi lain tingkat pre-sale kondominium kelas menengah mencapai 57,7%. Tingkat pre-sale apartemen sederhana mengalami peningkatan, dari 75,4% pada kuartal I-2010 menjadi 77,4% pada kuartal II-2010.

"Perubahan kualitas dan fasilitas dai proyek rusunami menjadi proyek apartemen sederhana menaikkan aktivitas penjualan," lanjut Arief. Maklum, proyek ini cukup terjangkau oleh konsumen berpenghasilan menengah ke bawah.


Pasokan hingga 2014Di sisi lain, pasokan kondominium di kuartal II-2010 mencapai 35.176 unit. Keseluruhan proyek ini akan masuk ke pasar hingga 2014 nanti. Sementara proyek kondominium yang selesai kuartal dua lalu antara lain Maple Park menara B dan proyek apartemen sederhana Gading Nias menara C dan D. "Ini menjadikan total pasokan kumulatif di Jakarta pada kuartal dua lalu mencapai 76.670 unit.Arief mengatakan, apartemen kelas menengah di kuartal dua mendominasi pasar dengan porsi 61,3%. Di periode yang sama kondominium yang menargetkan kelas menengah atas pun banyak meluncur. Proyek ini antara lain The H-Tower Mutiara Menteng Mansion, Westmark, Puri Cinere, Green Lake Sunter, Silkwood Residence, Margonda Residence III, dan apartemen sederhana Paragon Village. Beberapa proyek lawas yang kembali diluncurkan pun ikut meramaiman pasar. Proyek ini antara lain Green Central yang sebelumnya bernama Starcity dan Menteng Square yang sebelumnya bersegmen rusunami dengan nama Menara Salemba Batavia.Proyek kelas atas tak ketinggalan meluncurkan unit baru seperti Verde di Kuningan. Proyek ini merupakan renovasi dan peremajaan bangunan lama yang sebelumnya merupakan apartemen khusus sewa yang dikenal dengan nama Menara Budi. Proyek lain yang menyasar kelas menengah atas ialah Tamansari Semanggi. Proyek ini merupakan kelanjutan proyek lama bertajuk Hollywood Residence yang sebelumnya terhenti.Perekonomian yang baik pun mengerek harga jual apartemen. Untuk apartemen di kawasan central business district (CBD), tumbuh 3,2% menjadi Rp 16,53 juta per meter persegi (m2). Kawasan CBD yang dimaksud misal, Sudirman, Kuningan, Thamrin, Gatot Subroto, dan Satrio. Lalu, di area primer harga jual tumbuh 1,9% menjadi Rp 15,4 juta per m2. Yang dimaksud area primer antara lain Kebayoran Baru, Senayan, Menteng, Pondok Indah, Permata Hijau, dan Kemang."Sistem pembayaran tunai dan balloon payment masih menjadi sistem pembayaran yang paling banyak diminati," lanjut Arief. Alhasil, ia menyimpulkan, membaiknya ekonomi membuat pengembang yakin meluncurkan produk kondominium baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: