JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mencatat kenaikan laba bersih pada triwulan ketiga 2008. Hingga akhir September lalu, laba bersih Mandiri mencapai Rp 3,956 triliun. Angka tersebut meningkat 24,4% atau Rp 776 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di posisi Rp 3,180 triliun. Wakil Direktur Bank Mandiri Wayan Agus Mertayasa mengatakan, peningkatan laba tersebut dipicu dari perbaikan margin bunga bersih (net Interest margin), peningkatan fee based income dan juga perbaikan kualitas aktiva produktif. "Khususnya kredit yang mendorong penurunan biaya PPAP," tutur Agus. Dibandingkan periode sama tahun 2007, total kredit tumbuh 33,7% dari Rp 121,7 triliun di September 2007 menjadi Rp 162,8 triliun pada September 2008 ini. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Mandiri juga meningkat sebesar 16,8% atau senilai dengan Rp 35,2 triliun. Pada posisi September 2007, DPK Mandiri hanya mencapai Rp 210 triliun saja. Sedangkan pada periode yang sama tahun ini, DPK terdongkrak menjadi Rp 245,3 triliun.
Kuartal III 2008, Laba Mandiri Melonjak 24,4%
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mencatat kenaikan laba bersih pada triwulan ketiga 2008. Hingga akhir September lalu, laba bersih Mandiri mencapai Rp 3,956 triliun. Angka tersebut meningkat 24,4% atau Rp 776 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di posisi Rp 3,180 triliun. Wakil Direktur Bank Mandiri Wayan Agus Mertayasa mengatakan, peningkatan laba tersebut dipicu dari perbaikan margin bunga bersih (net Interest margin), peningkatan fee based income dan juga perbaikan kualitas aktiva produktif. "Khususnya kredit yang mendorong penurunan biaya PPAP," tutur Agus. Dibandingkan periode sama tahun 2007, total kredit tumbuh 33,7% dari Rp 121,7 triliun di September 2007 menjadi Rp 162,8 triliun pada September 2008 ini. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Mandiri juga meningkat sebesar 16,8% atau senilai dengan Rp 35,2 triliun. Pada posisi September 2007, DPK Mandiri hanya mencapai Rp 210 triliun saja. Sedangkan pada periode yang sama tahun ini, DPK terdongkrak menjadi Rp 245,3 triliun.
