Kuartal III-2014, nilai aset IKNB meningkat 17,7%



JAKARTA. Di tengah perlambatan ekonomi, para pelaku industri keuangan non bank (IKNB) masih bisa bernafas lega. Pasalnya, sepanjang kuartal III tahun ini, aset industri IKNB melompat hingga 17,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset industri keuangan non bank per September tahun ini mencapai Rp 1.466,98 triliun. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu, jumlah aset industri ini hanya Rp 1.245,59 triliun.

Walaupun secara year to year (yoy) IKNB mencetak kinerja yang gemilang, jumlah aset di bulan September 2014 turun tipis ketimbang bulan sebelumnya. Pada Agustus, aset IKNB bisa mencapai Rp 1.470,80 triliun.


Salah satu industri yang mencatatkan penurunan aset adalah asuransi umum dan reasuransi. Posisi aset asuransi umum di bulan September sebesar Rp 317,44 triliun atau turun dari Agustus yakni Rp 325,58 triliun.

"Penurunan bisa jadi karena faktor saham dan kurs dollar. Premi tetap tumbuh dan tidak ada klaim dalam jumlah besar," ujar Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia.

Senasib dengan asuransi umum, nilai aset asuransi jiwa di bulan September juga masih kalah dibandingkan bulan sebelumnya. Per Agustus lalu, nilai aset asuransi jiwa tembus Rp 325,58 triliun. Di bulan September, aset asuransi jiwa mencapai Rp 317,44 triliun.

Pjs Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAUI), Togar Pasaribu mengungkapkan, kinerja aset asuransi sulit untuk diukur secara bulanan. "Ini normal saja karena secara keseluruhan tahun 2014 ini aset asuransi jiwa naik. Sampai akhir tahun ini, kami optimistis aset bisa tumbuh 16% dari tahun lalu," ungkap Togar.

Lini usaha industri IKNB lainnya yakni perusahaan pembiayaan malah mencatatkan pertumbuhan pada September dibandingkan Agustus. Pada Agustus 2014, aset perusahaan pembiayaan Rp 412,46 triliun. Di September 2014, aset perusahaan pembiayaan naik menjadi Rp 417,22 triliun.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno mengaku kenaikan aset tersebut belum menunjukkan pemulihan di industri ini.  "Naiknya kan tidak signifikan, itu (kenaikannya) kecil," papar Suwandi.

Pada tahun lalu pertumbuhan aset pembiayaan bisa mencapai lebih dari 10%. Pada tahun ini, Suwandi memperkirakan, aset multifinance akan sulit tumbuh dua digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto