Kuartal III 2016, harga aluminium menuju US$ 1.800



JAKARTA. Mengacu investing.com pada Kamis (23/6) pukul 15.13 WIB, harga aluminium di London Metal Exchange (LME) menanjak 0,06% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 1.633,25 per metrik ton. Sepekan, harga aluminium telah melambung 1,82%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menerawang, hingga akhir kuartal III 2016, harga aluminium berpeluang melambung hingga US$ 1.800 per metrik ton.

Dengan catatan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed tidak mengerek suku bunga acuan yang saat ini di level 0,25% - 0,5% akibat pertumbuhan ekonomi yang belum menggembirakan. Bahkan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2016 dari semula 2,4% menjadi 2,2%.


Amunisi tambahan juga bersumber dari membaiknya data perekonomian China. Mulai dari data ekspor, impor, hingga industri properti. Negeri Tembok Besar merupakan pengguna sekaligus produsen komoditas terbesar di dunia. Angin segar yang melanda negara tersebut akan menyokong pergerakan harga komoditas, termasuk aluminium.

"Apabila Eropa menggelontorkan stimulus, komoditas akan mendapatkan sentimen positif. Tidak adanya kenaikan suku bunga The Fed akan membangkitkan harga komoditas," terkanya.

Bank Sentral Eropa atawa European Central Bank (ECB) pekan lalu juga telah berjanji akan menggelontorkan stimulus apabila Inggris hengkang dari Benua Biru.

Bahkan, Ibrahim memprediksi, indeks dollar AS berpeluang terkoreksi hingga level 92 pada triwulan III 2016 mendatang. Mengacu Bloomberg pada Kamis (23/6) pukul 15.35 WIB, indeks dollar tertekan 0,17% dibandingkan hari sebelumnya ke level 93,55.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie