KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja kantor cabang luar negeri (KCLN) bank plat merah di kuartal III-2018 tumbuh baik ditopang dari masih besarnya potensi di luar serta langkah kerjasama yang dilakukan bank BUMN untuk mempercantik kinerja. PT Bank Mandiri Tbk misalnya, sampai dengan akhir September 2018 lalu membukukan performa positif secara tahunan atau
year on year (yoy). Kendati tidak merinci secara nominal,
Senior Vice President (SVP)
International Banking and Financial Institution Bank Mandiri Elisabeth Siahaan menyebutkan dari segi aset, KCLB Bank Mandiri tumbuh 14% di kuartal III-2018 secara yoy. Sejalan dengan pertumbuhan aset, pertumbuhan kredit kantor cabang di luar negeri milik bank plat merah ini juga tumbuh 9% yoy. Sementara laba, memang tumbuh lebih lambat yakni sebesar 5% per September 2018 secara yoy.
Menurut Lissy, sapaan akrab Elisabeth, walau kondisi perekonomian di dunia cenderung bergejolak pihaknya tetap optimistis KCLN masih dapat tumbuh tinggi alias dua digit. "Di tengah kondisi dunia saat ini, kantor luar negeri (KLN) pada akhir tahun 2018 diproyeksikan tumbuh sebesar 10% dibandingkan dengan pencapaian tahun 2017," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/11). Beberapa upaya yang dilakukan Bank Mandiri untuk mendorong kantor di luar negeri antara lain dengan melakukan
strategic positioning alias menyelaraskan layanan dengan negara KLN Bank Mandiri beroperasi. Misalnya, kantor cabang Bank Mandiri di Singapura saat ini selain bisa melayani kebutuhan kredit,
trading, tresuri maupun
cash management nasabah. Pihaknya juga mengembangkan bisnis pengelolaan dana nasabah tajir atau biasa disebut
wealth management. "Cabang Hongkong selain ada loan, trade, treasury maupun
cash management, juga mengoptimalkan bisnis pembayaran melalui kantor remitansi dan penyaluran transaksi pembayaran HKD (Hong Kong Dollar)," sambungnya. Sementara cabang Bank Mandiri di Shanghai, saat ini tengah fokus pada penghimpunan dana, kredit, trading, tresuri dan pembayaran dalam mata uang Renmimbi. Tak puas dengan kantor cabang di luar negeri saat ini, bank bersandi emiten BMRI ini juga tengah melakukan kajian dan penjajakan pembukaan kantor di kawasan Asia Tenggara (Asean) secara bertahap. Menurut Lissy, saat ini pihaknya tengah menghitung potensi dan prospek bisnis sekaligus keterbukaan regulasi di kawasan Asia Tenggara. "Pengembangan jaringan baru di luar negeri ini dapat dilakukan berupa pembukaan cabang, pendirian
subsidiary (anak usaha), maupun akuisisi bank lain," katanya. Sebagai informasi saja, merujuk pada laman resmi Bank Mandiri, saat ini Bank Mandiri memiliki enam kantor cabang di luar negeri, antara lain Cayman Island, Shanghai, Hong Kong, Singapura, Timor Leste (Dili), London, Malaysia (remitansi). Sementara bank plat merah lain yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan kinerja positif terutama dari sisi kredit. Pemimpin Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan menuturkan sampai kuartal III-2018 secara total KCLN BNI membukukan kredit tumbuh 41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kinerja KCLN ini juga ikut ditopang dari pertumbuhan bisnis trade finance BNI yang tumbuh signifikan sebesar 64% yoy pada akhir September 2018 lalu. Henry mengatakan pertumbuhan tersebut membuat perolehan laba sebelum pajak KCLN BNI menembus US$ 38 juta. Sayang, Henry belum merinci berapa pertumbuhan laba tersebut secara yoy. Bank berlogo 46 ini menjelaskan, bisnis KCLN BNI antara lain meliputi loan, trade, sekuritas dan remitansi. "Disamping itu KCLN juga berfungsi untuk mencari funding atau dana murah khususnya dalam mata uang dollar AS di luar negeri," ungkapnya. Dalam melakukan pengembangan kantor di luar negeri, target utama BNI yakni perusahaan-perusahaan asal Indonesia yang juga beroperasi di luar negeri maupun grup usaha perusahaan Indonesia yang mempunyai hubungan ekspor impor dengan Indonesia.
Sebagai gambaran saja, dalam keterangan resminya kepada Kontan.co.id, BNI menyebut salah satu kantor cabang luar negeri yang berhasil membukukan kinerja membaik yakni KCLN BNI New York. Sampai kuartal III-2018 total kredit yang disalurkan KCLN New York sudah mencapai US$ 601,52 juta atau naik sebesar 28,55% dari posisi Desember 2017 yang sebesar US$ 467,92 juta. Selain New York, sampai dengan Oktober 2018 lalu KCLN BNI di Tokyo juga tumbuh agresif dengan perolehan aset sebesar U$ 757,14 juta dengan penyaluran kredit sebanyak US$ 432 juta dengan proyeksi perolehan laba sebesar US$ 8 juta atau meningkat 800% dalam tempo empat tahun. Sekadar informasi, bank bersandi bursa BBNI ini memiliki KCLN di tujuh negara. Antara lain Singapura Hong Kong, Jepang (Tokyo dan Osaka), Amerika Serikat (New York), Inggris (London), Myanmar (Yangon), dan Korea Selatan (Seoul). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi