KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) meningkat di kuartal III-2018. Direktur Keuangan ANJT Lucas Kurniawan mengatakan, hingga kuartal III-2018 produksi tandan buah segar (TBS) perusahaan mencapai 584.195 ton atau naik 15,47% dibandingkan dengan periode yang sama di 2017 yakni sekitar 505.912 ton. “Kenaikan produksi ini karena ada peningkatan produksi kebun yang di Sumatra Utara yang memasuki masa panen. Otomatis juga meningkatkan produksi di inti sawit,” kata Lucas kepada Kontan.co.id Senin (5/10).
Sementara itu, hingga September 2018 produksi minyak sawit mentah (CPO) ANJT mencapai 186.914 ton, atau naik 33,15% dibandingkan dengan periode yang sama di 2017 yakni sekitar 140.371 ton. Hal yang sama juga terjadi pada produksi inti sawit yakni 40.822 ton atau naik 51,9% dibandingkan dengan periode yang sama di 2017 yakni 26.860 ton. Lantaran kenaikan produksi ini, Lucas optimistis target produksi CPO tahun ini yang dipatok 219.000 ton bakal tercapai. “Kami
confident bahwa produksi CPO 219.000 ton masih on target untuk 2018 karena sampai akhir Agustus 2018, kami telah memproduksi CPO lebih dari 75% dari total target tahun 2018,” ujarnya. Lucas menyebutkan, Austindo memiliki lahan untuk area tertanam hingga periode Agustus 2018 yakni untuk kebun Inti seluas 48.857 ha dan untuk kebun plasma seluas 3.605 ha. Tahun 2019, Austindo berkomitmen untuk tidak menargetkan penanaman baru dalam jumlah besar namun lebih kepada penanaman kembali atau replanting di sejumlah kawasan. “ANJ tidak menargetkan penanaman baru dalam jumlah besar tetapi akan fokus kepada penanaman kembali (replanting) di wilayah Belitung dan Sumatra Utara dengan luasan sekitar 1.000 ha di tahun 2019 dan selanjutnya,” tegasnya. Sementara itu, produksi komoditas pertanian lainnya seperti sagu dan edamame milik ANJT juga meningkat di kuartal III-2018. Lucas bilang, produksi tepung sagu PT ANJ Agri Papua pada akhir September 2018 mencapai 1.354 metrik ton, atau naik 351% dari peroide yang sama tahun lalu sebanyak 300 metrik ton. “Kenaikan produksi didorong oleh upaya mekanisasi dalam proses pemanenan serta pengolahan tual sagu serta perbaikan berkelanjutan dalam menjaga kualitas produksi tepung sagu kami,” kata Lucas.
Sedangkan untuk lini usaha produksi edamame yang dijalankan oleh anak PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) berkembang secara positif dan kerjasama Joint Venture dengan Asia Foods Group. “Sebagai entry point kami ke pasar ekspor berjalan dengan baik. Konstruksi fasilitas pembekuan edamame (frozen line) pada kuartal IV-2018 berjalan sesuai target dan commissioning telah berhasil dieksekusi dengan baik pada bulan September,” ungkapnya. Lucas menjelaskan ekspor pertama dijadwalkan akan dilakukan setelah memperoleh sertifikasi Halal dan BPOM serta ISO 22000 dan British Retail Certification (BRC) yang diwajibkan untuk memasuki pasar ekspor pada 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi