Kuartal III 2019, Arab Saudi terbitkan sukuk internasional sebesar US$ 5 miliar



KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi akan mengeluarkan sukuk internasional baru senilai US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar dolar AS, atau obligasi Islam, sekitar kuartal III 2019. Ini merupakan bagian dari rencana diversifikasi pembiayaan di tengah anggaran negara yang defisit.

Riyadh mulai menerbitkan utang di pasar internasional pada 2016 setelah kondisi keuangan negara menipis pasca anjloknya harga minyak global. Sampai saat ini, Arab telah menerbitkan obligasi internasional hampir US$ 60 miliar, termasuk US$ 11 miliar dalam bentuk sukuk.

Pada akhir 2018, ia juga memiliki lebih dari US$ 80 miliar hutang dalam negeri, yang dipinjam melalui obligasi konvensional dan Islam.


Presiden Debt Management Office (DMO) di Kementerian Keuangan Arab Fahad Al-Saif mengatakan, sekitar 40% dari US$ 31,5 miliar surat utang tahun ini telah dikeluarkan pada kuartal pertama 2019.

“Pada akhir kuartal pertama, telah mencapai 55% lokal, 45% internasional. Kami percaya bahwa rasio akan lebih condong ke lokal pada akhir tahun ini,” kara Saif, yang dilansir dari Reuters, Jumat (3/5).

Adapun penerbitan sukuk internasional direncanakan pada kuartal ketiga 2019. Namun itu semua tergantung dari waktu, harga, kondisi pasar serta jumlah permintaan dan penawaran.

Riyadh kemungkinan akan menerbitkan obligasi berdenominasi euro tahun ini tergantung pada kondisi pasar, dan sedang mempertimbangkan hutang dalam mata uang lain seperti yuan. Saif mengatakan bahwa penerbitan obligasi ini difokuskan pada riyal, dolar, dan mungkin euro Saudi.

“Pasar-pasar tertentu sedang kami perhatikan saat ini, apakah kami melihatnya sebagai rencana yang ketat? Tapi belum. Apakah kami membahasnya sebagai bagian dari strategi hutang jangka menengah? Iya,” jawabnya.

DMO juga mempertimbangkan dalam jangka menengah meningkatkan pembiayaan yang didukung oleh lembaga kredit ekspor asing, yang menawarkan jaminan pinjaman dan kemungkinan untuk pembiayaan yang mendorong perdagangan dan menurunkan tingkat biaya bisnis internasional.

Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Aramco menerima lebih dari US$ 100 miliar pesanan bulan lalu untuk penerbitan obligasi awal. Bahkan dalam prospektuksnya mengatakan bahwa kerajaan tidak akan menjamin uang kertas dan tetapi memilih untuk menjualnya sebesar US$ 12 miliar.

Pekan lalu menteri energi Saudi mengatakan, Aramco akan tetap aktif di pasar utang demi meningkatkan prospek ekonomi akibat rasio utang terhadap PDB Arab Saudi dan peringkat kreditnya.

Namun Saif menepis kekhawatiran itu, ia mengatakan tekanan itu sebagai suatu yang cukup bagi Aramco untuk membuktikan kerja kerajaan Arab telah melampaui harapan siapa pun.

Editor: Noverius Laoli