KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III-2020 tercatat lebih rendah dari pada pertumbuhan ULN pada kuartal II-2020. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN Indonesia pada periode Juli 2020 hingga September 2020 tersebut sebesar US$ 408,5 miliar atau tumbuh 3,8% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal II-2020 yang sebesar 5,1% yoy. “Penurunan pertumbuhannya terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran ULN swasta,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Senin (16/11).
Pertumbuhan ULN swasta pada akhir kuartal III-2020 tercatat sebesar 6,0% yoy, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 8,4% yoy. Onny bilang, perkembangan tersebut didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta berlanjutnya kontraksi ULN lembaga keuangan (LK). Pada akhir kuartal III-2020, pertumbuhan ULN PBLK tercatat sebesar 8,1% yoy atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 11,6% yoy. Sementara itu, ULN LK mencatat kontraksi yang berkurang menjadi 1,0% yoy dari kontraksi pada kuartal II-2020 yang sebesar 1,8% yoy.
Baca Juga: Cadangan devisa diperkirakan mencapai US$ 137 miliar hingga akhir tahun 2020 Sementara itu, ULN pemerintah pada kuartal III-2020 tercatat tumbuh 1,6% yoy. Pertumbuhannya juga menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal II-2020 yang sebesar 2,1% yoy. “Perlambatan pertumbuhan ini sejalan dengan penyesuaian portofolio di pasar SBN Indonesia oleh investor asing akibat masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” terang Onny.
Akan tetapi, perlambatan ULN pemerintah tertahan oleh adanya penerbitan samurai bond di pasar keuangan Jepang dan penarikan pinjaman dari lembaga multilateral di kuartal tersebut untuk pembiayaan penanganan pandemi Covid-19 dan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Ke depan, Onny bilang kalau BI dan pemerintah akan tetap bahu membahu dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. “Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto