Kuartal III 2022, Pembiayaan BTPN Syariah Naik 11% Menjadi Rp 11,35 Triliun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank BTPN Syariah menorehkan kinerja positif per kuartal III/2022 seiring dengan pemulihan ekonomi nasional.

Penyaluran pembiayaan Bank BTPN Syariah mencapai Rp 11,35 triliun, naik 11% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 10,21 triliun. 

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyampaikan, secara laporan keuangan aset juga tercatat tumbuh 16% yoy dari Rp 17,79 triliun menjadi Rp 20,5 triliun di kuartal III/2022.


"Hal ini karena didukung pertumbuhan pembiayaan dari Rp 10,21 triliun tumbuh ke Rp 11,3 triliun. Di luar itu kita punya net likuid tumbuh 18%. Kenapa financing tumbuh, karena ekonomi membaik, kita tumbuh tapi tidak agresif karena kita tahu bahwa ekonomi di bawah ini baru recovery jadi kita pengen hati-hati agar performence kita juga terjaga dengan baik," jelas Fachmy saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (20/10).

Baca Juga: BTPN Syairah Tunjuk Ongki Wanadjati Jadi Komisaris

Pertumbuhan pembiayaan juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator yakni 2,5%. 

Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 48,4%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN Syariah tercatat tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan, tumbuh dari Rp 10,63 triliun di September 2021 menjadi Rp ke 11,87 triliun di September tahun ini. 

Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,33 triliun. 

Hal ini juga mendorong pertumbuhan Dana Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh lebih tinggi yakni 13% secara yoy dari Term Deposit yang meningkat 11% secara yoy. Ekuitas perseroan juga tercatat mencapai 7,8 triliun tumbuh 16% yoy.

Baca Juga: Agresif Akuisisi Pengguna, BSI Catat Pengguna BSI Mobile Tembus 4,07 Juta User

"Secara over all kita merasa bangga walaupun dalam kondisi pandemi pertumbuhan kita lumayan baik meningkat segmen yang kita layani pun segmen yang selama dua tahun terakhir dicoba oleh kondisi pandemi," ujar Fachmy.

Di sisi lain, laba rugi tercatat pulih lebih baik, otomatis dampaknya secara total bottom line tumbuh 21% menjadi Rp 1,32 triliun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1,09 triliun. 

Margin income juga tercatat tumbuh kuat 19% karena penyaluran pembiayaan tercatat meningkat. Walaupun begitu, margin expense tercatat turun 20% hal itu karena COF perusahaan terjaga dengan sangat baik.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (4/10)

Kalau diihat BOPO ada pergerakan turun menjadi 57,5% dari 59,1% yoy, artinya lebih efisien untuk rasio profitability angkanya meningkat lebih baik. Secara kualitas juga terjaga di angka 24% dengan NPF Net 0,1%.

"Kita yakin kita bisa mencapai level yang tidak pernah dicapai BTPN Syariah sebelumnya secara performence baik itu toal aset, maupun laba bersih. Kita juga optimis tahun depan karena tahun pemilu adalah tahun yang baik untuk ekonomi di daerah pasti berputar, nasabah kita yang punya usaha garmen, makanan dan lain-lain ke produksi dampaknya akan masif, jadi kita yakin dampaknya pasti bagus buat segmen di pedesaan walaupun kita juga harus hati-hati dengan kondisi makro ekonomi," imbuh Fachmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli