Kuartal III, cash management BNI Rp 80 triliun



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan dana kelolaan layanan cash management sebesar Rp 90 triliun sampai dengan akhir tahun 2014 mendatang. Pimpinan Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI, Iwan Kamaruddin mengungkapkan, saat ini posisi dana kelolaan cash management di BNI adalah sebesar Rp 80 triliun.

Iwan menuturkan, dana kelolaan cash management yang ada pada perseroan adalah dana giro. Utamanya adalah dari nasabah perusahaan atau lembaga, termasuk instansi pemerintah. Ia menjelaskan, situasi ekonomi yang melambat dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak mempengaruhi bisnis cash management. 

Sebab jasa pengelolaan keuangan sebuah perusahaan adalah kebutuhan yang sifatnya berlangsung terus-menerus. Ada layanan yang bersifat rutin seperti payroll, bayar telepon, bayar listrik, bayar pajak. Ada juga layanan yang sifatnya tidak rutin seperti pembayaran uang tender, tagihan proyek dan lain sebagainya.


"Kami menargetkan sekitar Rp 90 triliun sampai akhir tahun. Kuartal ini kami di posisi Rp 80 triliun menuju Rp 90 triliun. Tapi tentu dalam perjalanannya ada dinamika naik turun, karena uang giro adalah dana yang dipakai nasabah, bukan untuk simpanan di bank. Dana kelolaan cash management mengandalkan dana giro dan bukan deposito serta bukan tabungan, jadi posisinya bisa naik dan bisa turun," jelas Iwan di Gedung BNI, Rabu (8/10).

Lebih lanjut Iwan menambahkan, capaian dan target cash management tersebut tumbuh sekitar 20% dibandingkan dengan dana kelolaan cash management BNI tahun 2013 lalu. Iwan optimis pihaknya dapat mencapai angka yang ditargetkan tersebut.

Iwan bilang, cash management menyumbang 50% terhadap fee based income yang didapat bank dengan kode saham BBNI. Iwan merinci, target fee based income dari transaksional korporasi adalah sebesar Rp 500 miliar. Itu berarti, sebesar Rp 250 miliar ditopang oleh cash management. 

Nah, fee based income dari transaksional korporasi ini sendiri, kata Iwan, tumbuh 30% dibandingkan dengan tahun lalu. Sampai dengan akhir tahun, BNI menargetkan pertumbuhan fee based income sebesar 25% dibanding akhir tahun lalu.

"Di transaksional korporasi, kami lihat challenge untuk fee based income cukup tinggi, karena transaksi tidak sebanyak yang kami harapkan. Ini sedang kami dorong, karena banyak area fee basaed yang memang dari segi fee based  bisa meningkat, seperti dari fee based garansi bank, cash management dan juga jasa lain. Kami juga dorong kustodi, yang merupakan area fee based yang sedang meningkat," kata Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan