Kuartal III, Perekonomian Thailand Melempem



BANGKOK. Pada kuartal III, perekonomian Thailand melambat dari yang diprediksikan. Hal ini disebabkan menurunnya tingkat ekspor dan tingginya tingkat kekerasan akibat ketidakstabilan politik di negara itu. Alhasil, tingkat konsumsi domestik pun semakin menurun. 

Pemerintah Thailand hari ini di Bangkok bilang, Produk Domestik Bruto (PDB) di Negeri Gajah Putih itu hanya mengalami kenaikan 4% dibanding tahun sebelumnya. Padahal, 19 analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, terjadi peningkatan sebesar 4,3% pada PDB. Sekadar informasi saja, pada kuartal dua, PDB Thailand mengalami kenaikan sebesar 5,3%.

Menurut National Economic and Social Development Board (NESDB), perekonomian Thailand diperkirakan hanya tumbuh sebesar 3% tahun depan. Angka ini merupakan yang terendah dalam delapan tahun terakhir. Angka tersebut bahkan lebih rendah dari prediksi yang ditetapkan bank sentral yang mematok sebesar 3,8%. Namun, hal itu sesuai dengan prediksi yang dibuat oleh para ekonom yang disurvei Bloomberg yang menetapkan pertumbuhan Thailand sebesar 3%. Selain itu, NESDB juga memprediksi, PDB Thailand tidak akan tumbuh lebih dari 4,5% tahun ini.


Tingkat ekspor Thailand, yang memberikan kontribusi sebesar 70% dari PDB, pada kuartal III lalu hanya naik 25,5% dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan ekspor kuartal II yang naik sebesar 26,3%. Perlambatan perekonomian ini bisa jadi semakin memburuk seiring beberapa perusahaan termasuk di dalamnya Thai Airways Pcl berencana memangkas para pekerjanya sebagai langkah penghematan.

Kondisi ini juga diperburuk oleh melempemnya sektor pariswisata Thailand. Data bank sentral menyebutkan, akibat aksi demonstrasi yang berkepanjangan, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Thailand mengalami penurunan 1,7%. Hal ini disebabkan dikeluarkannya travel warning oleh sejumlah negara untuk melakukan kunjungan ke Thailand. Sebut saja Singapura, Korea Selatan dan Australia. 

“Kebijakan fiskal dan moneter boleh jadi meningkatkan permintaan di tingkat lokal. Tapi jika perekonomian global terus mengalami kontraksi, kita tidak akan melihat perekonomian Thailand akan mampu melalui badai. Masalahnya, Thailand saat ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian politik sehingga menggerus tingkat kepercaryaan investor,” jelas Carl Rajoo, ekonom Forecast Singapore Pte.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie