JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2010 sudah tumbuh 5,8%. Pertumbuhan hampir mendekati target tahun ini yang mencapai 6,3%. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah yang terus meningkat.Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Slamet Sutomo menjelaskan, selama kuartal III tahun ini, baik masyarakat dan pemerintah semakin gencar membelanjakan duitnya. Pada kuartal III belanja ini terjadi karena ada bulan puasa dan hari raya Lebaran. Sedangkan di pemerintah, anggaran belanja mulai turun. "PNS mulai banyak melakukan dinas luar kota dan luar negeri," kata Slamet, dalam acara konferensi pers, Jumat (5/11).Sementara, dari sisi sektoral, faktor pendukungnya semakin beragam. Penyumbang tertinggi berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang 0,66%. Selain itu, dari sektoral pertanian 0,82%, sektor industri pengolahan 0,66%, serta sektor pengangutan dan komunikasi 0,47%. "Biasanya, pertumbuhan itu hanya didorong dari sektor perdagangan dan pertanian saja," ujar Slamet.Namun, kali ini, semakin banyak sektor lainnya. "Di perkebunan, subsektor kelapa sawit semakin meningkat, sedang dari industri pengolahan, didorong pertumbuhan subsektor industri manufaktur non migas," terang Slamet.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kuartal III, pertumbuhan ekonomi capai 5,8%
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2010 sudah tumbuh 5,8%. Pertumbuhan hampir mendekati target tahun ini yang mencapai 6,3%. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah yang terus meningkat.Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Slamet Sutomo menjelaskan, selama kuartal III tahun ini, baik masyarakat dan pemerintah semakin gencar membelanjakan duitnya. Pada kuartal III belanja ini terjadi karena ada bulan puasa dan hari raya Lebaran. Sedangkan di pemerintah, anggaran belanja mulai turun. "PNS mulai banyak melakukan dinas luar kota dan luar negeri," kata Slamet, dalam acara konferensi pers, Jumat (5/11).Sementara, dari sisi sektoral, faktor pendukungnya semakin beragam. Penyumbang tertinggi berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang 0,66%. Selain itu, dari sektoral pertanian 0,82%, sektor industri pengolahan 0,66%, serta sektor pengangutan dan komunikasi 0,47%. "Biasanya, pertumbuhan itu hanya didorong dari sektor perdagangan dan pertanian saja," ujar Slamet.Namun, kali ini, semakin banyak sektor lainnya. "Di perkebunan, subsektor kelapa sawit semakin meningkat, sedang dari industri pengolahan, didorong pertumbuhan subsektor industri manufaktur non migas," terang Slamet.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News