KUARTAL III, premi InHealth tembus Rp 1,2 triliun



JAKARTA. PT Asuransi Jiwa InHealth berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp 1,2 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. Realisasi ini sudah hampir memenuhi 75% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014 yang sebesar Rp 1,6 triliun sampai akhir tahun nanti.

Namun demikian, pencapaian premi bruto pada kuartal ketiga ini juga tercatat beda tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1,1 triliun. “Ya, pertumbuhan premi memang agak melambat, karena penyesuaian dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” ujar Roy Ibrahim, Pejabat Sementara Direktur Utama InHealth, Selasa (21/10) kemarin.

Tadinya, bisnis InHealth ditopang oleh PT Askes (Persero), sebelum bersulih nama ke BPJS Kesehatan dan menjadi badan publik. Bukan cuma karena hubungan induk dan anak perusahaan, tetapi juga karena melakukan kerja sama dengan skema koordinasi manfaat (Coordination of Benefits/CoB).


Peserta Askes yang ingin mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan di atas manfaat dasar dilayani oleh InHealth. Namun, kini, skema koordinasi manfaat BPJS Kesehatan juga dapat dilakukan seluruh asuransi swasta, sehingga InHealth juga harus bersaing dengan perusahaan asuransi swasta lainnya.

BPJS Kesehatan sendiri telah melepas kepemilikan saham InHealth dari 99,40% menjadi hanya 20%. Sisanya tersebar dikantongi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 60%, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 10% dan PT Kimia Farma Tbk 10%. Sebelum akhir tahun ini, BPJS Kesehatan harus melepas saham yang masih dimilikinya.

Kendati begitu, Roy optimistis, perseroannya tetap dapat bertumbuh positif. Target premi bruto sebesar Rp 1,6 triliun sampai akhir tahun nanti pun diyakini dapat tercapai. “Bahkan, laba kami sampai kuartal ketiga sudah 70% dari RKAP. Jadi, optimis lah kalau premi akan terealisasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan