Kuartal IV Jadi Saat yang Tepat untuk Diversifikasi Aset Kripto, Cermati Peluangnya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kuartal IV-2024 bisa menjadi momentum tepat untuk mendiversifikasi aset kripto ke Alternative Coin (Altcoin). Peluang kenaikan Altcoin terbuka seiring adanya potensi kebijakan yang lebih pro kripto.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, pergerakan harga aset kripto di kuartal IV tahun ini mencerminkan kompleksitas sentimen politik dan ekonomi yang sedang berlangsung, khususnya terkait pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), pemangkasan suku bunga The Fed, serta dinamika pasar yang lebih luas.

Saat ini, Bitcoin berada di sekitar US$ 67.000. Tetapi potensi volatilitas ekstrem sangat mungkin terjadi, terutama dengan proyeksi yang muncul dari para analis yang memprediksi bahwa kemenangan Trump bisa mendorong harga Bitcoin naik hingga US$92.000, sementara kekalahan Trump bisa menyebabkan penurunan drastis hingga US$37.000.


Fyqieh berujar, meskipun angka proyeksi tersebut tidak berbasis ilmiah, namun mencerminkan ketidakpastian pasar yang signifikan. Selain itu, investasi di altcoin seperti Ethereum dan Solana juga diprediksi bisa meningkat pesat, jika Trump menang.

"Oleh karena itu, sentimen pilpres AS mengindikasikan potensi diversifikasi di pasar kripto, di mana investor mungkin mulai mengalihkan perhatian ke Altcoin yang lebih fleksibel di tengah kondisi politik tertentu," jelas Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Baca Juga: Tenang! Tesla Masih Pegang Bitcoin US$780 Juta Meski Ada Transfer Besar

Di sisi lain, kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed terus mendukung pasar kripto secara keseluruhan, mendorong aliran modal baru ke dalam produk investasi kripto seperti ETF Bitcoin. Peluang bagi bank dan institusi untuk mengambil keuntungan dari opsi ETF Bitcoin dapat memperkuat prospek jangka panjang kripto, meskipun peluncuran produk ini mungkin baru akan terjadi pada awal 2025.

Peningkatan arus dana ke ETF terkait kripto terlihat dari arus masuk bersih sebesar US$192,4 juta ke dalam produk investasi kripto seperti ETF Bitcoin dari BlackRock. Di sisi lain, peningkatan aktivitas akumulasi oleh Paus, yang mencatat arus masuk senilai US$11 juta dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang.

Secara keseluruhan, meskipun potensi koreksi jangka pendek ada, sentimen positif dari kebijakan moneter dan akumulasi institusi besar menunjukkan bahwa aset kripto, terutama Bitcoin, masih memiliki prospek pertumbuhan yang kuat di kuartal terakhir tahun ini.

"Namun, investor perlu tetap waspada terhadap fluktuasi harga yang dapat dipengaruhi oleh sentimen politik dan ekonomi global," imbuh Fyqieh.

Dengan berbagai sentimen tersebut, Tokocrypto memandang bahwa kuartal terakhir bisa jadi momentum yang pas untuk diversifikasi aset kripto. Sebab, tak hanya Bitcoin saja yang bakal terangkat sentimen Trump ataupun kebijakan moneter, namun beberapa Altcoin juga berpotensi menguat.

Baca Juga: Harga Bitcoin Dekati US$70.000 Jelang Pemilu Presiden AS 2024

Solana (SOL)

Menurut Fyqieh, Solana (SOL) mungkin bakal jadi pilihan investasi altcoin yang menarik. Hal itu karena grafik harga Solana menunjukkan bahwa altcoin tersebut dapat mengalami peningkatan hingga 70% ke level US$285.

Solana telah mendapatkan perhatian luas dengan peningkatan pendapatan harian yang luar biasa. Koin meme AI seperti Goatseus Maximus juga turut meningkatkan aktivitas jaringan, memicu kenaikan biaya transaksi dan menarik arus modal baru.

Selain itu, rencana VanEck untuk memperkenalkan imbalan staking ke dalam dana Solana ETP di Eropa memberi akses lebih luas kepada investor institusional untuk mendapatkan hasil staking SOL, yang dapat memacu arus masuk modal baru.

"Solana telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, mencatat kenaikan 18% dalam sebulan terakhir. SOL juga berhasil menarik minat pasar berkat inovasi di ekosistemnya, termasuk peluncuran koin meme yang berfokus pada AI dan peningkatan biaya transaksi harian di platform Solana," jelas Fyqieh.

Solana (SOL) saat ini diperdagangkan di kisaran harga US$173 setelah mengalami kenaikan 4,88% dalam satu hari. Kenaikan ini kemungkinan didorong oleh peningkatan minat investor terhadap solusi layer-1 berkecepatan tinggi seperti Solana, terutama dalam menghadapi permintaan yang terus tumbuh untuk aplikasi DeFi dan NFT.

Secara teknikal, Solana sedang mendekati level resistensi di sekitar US$180, yang jika ditembus dapat membuka jalan bagi potensi kenaikan lebih lanjut menuju US$190 atau bahkan US$200 sebagai target berikutnya. Namun, jika tekanan jual muncul, level support terdekat berada di kisaran US$160, yang berfungsi sebagai batas bawah untuk menjaga tren bullish tetap berjalan.

Baca Juga: Aset Kripto Tumbuh Pesat, Nilai Transaksi Capai Rp 426,69 Triliun Hingga September

SUI

Fyqieh turut menyoroti SUI menunjukkan potensi yang kuat sebagai salah satu altcoin yang dapat melonjak dalam jangka pendek. Dengan keuntungan sekitar 180% pada tahun ini, SUI telah menarik perhatian investor baik ritel maupun institusi.

Meski mengalami koreksi harga sebesar 7,03% dalam minggu terakhir, momentum kenaikannya tetap terlihat, terutama didorong oleh inovasi pada jaringannya dan adopsi yang terus berkembang di ekosistem DeFi. Adanya pencatatan USDC asli di jaringan SUI juga membuka peluang baru untuk aplikasi DeFi, yang memperkuat daya tarik altcoin ini.

Investor tetap yakin bahwa SUI akan segera mengatasi kemunduran dan menembus level resistensi lagi. Analisis ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mendorong sentimen ini dan berapa harga SUI yang dapat dicapai dalam waktu dekat.

SUI saat ini berada di antara harga US$1,95 dan US$2,33, dengan level resistensi di US$2,53. Jika berhasil menembus resistensi ini, ada kemungkinan harga akan menuju resistensi berikutnya di US$2,91. Di sisi lain, level support di US$1,78 dan US$1,40 berfungsi sebagai batas bawah jika terjadi penurunan lebih lanjut.

"Dengan sentimen positif dari proyek Arttoo dan adopsi USDC, SUI diposisikan untuk pertumbuhan lebih lanjut, terutama dalam jangka menengah hingga panjang. Dalam jangka pendek, koreksi harga dapat memberikan peluang masuk bagi investor sebelum reli lebih lanjut terjadi," pungkas Fyqieh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih