Kuartal Tiga, Bulog Ekspor Beras Medium



JAKARTA. Keinginan Perusahaan Umum (Perum) Bulog untuk mengekspor beras kualitas menengah (medium) rupanya tidak mudah terwujud. Paling cepat, ekspor beras berkualitas medium baru bisa berlangsung pada kuartal III tahun ini.

Alasannya, menurut Direktur Pelayanan Publik Bulog Abdul Waries, Bulog masih harus menanti angka ramalan (Aram) III produksi beras dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Kalau memang produksinya melebihi baru kami mengekspor beras medium," kata Abdul di Jakarta, kemarin.

Aram III merupakan angka tentang produksi beras yang diperoleh dari angka realisasi produksi selama Januari-Agustus plus angka perkiraan September-Desember. Dalam Aram III, Departemen Pertanian menargetkan produksi 63 juta ton gabah atau setara 40 juta ton beras.


Menurut Abdul, jika angka ini tercapai maka Indonesia akan surplus sekitar 3-4 juta ton beras. Dari jumlah tersebut, sekitar satu juta ton beras potensial diekspor.

Namun, Abdul buru-buru menyatakan bahwa jumlah itu kemungkinan tak seluruhnya bisa diekspor. Soalnya, Bulog masih memperhitungkan banyak hal di luar cadangan aman sebanyak 3,2 juta ton.

Di antara pertimbangan itu adalah kebutuhan rutin Bulog berupa penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin). Setiap bulan, perusahaan pelat merah ini menyalurkan tidak kurang dari 300.000 ton.

Saat ini Bulog memiliki cadangan beras sekitar 1,2 juta ton. Mereka berharap bisa menggenapi cadangan aman saat panen raya bulan depan. Yang pasti, jika tak ada aral melintang, Bulog akan mengekspor beras medium dengan tujuan ke tiga negara. Mereka adalah Filipina, Malaysia dan Timor Leste.

Seperti telah ditulis harian ini, selain beras medium, Bulog juga akan mengekspor beras kualitas premium. Untuk beras premium, perusahaan ini ingin mengekspor 100.000 ton.

Pekan lalu, Bulog telah mengajukan permohonan izin ekspor beras premium ke Departemen Perdagangan. Jika lancar, Bulog akan mulai mengekspor beras kelas super April mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie