Kuasai 34% pangsa pasar jasa TIC, begini strategi Sucofindo di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Superintending Company of Indonesia (Persero) alias Sucofindo terus berupaya memantapkan posisi di industri jasa Testing, Inspection and Certification (TIC). Sucofindo pun menyiapkan sejumlah strategi untuk memperluas pangsa pasarnya.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Sucofindo Budi Hartanto menyampaikan, saat ini Sucofindo menguasai sekitar 34% pangsa pasar TIC di Indonesia. Untuk tahun 2021, perusahaan BUMN ini sedang fokus untuk menggarap industri pertambangan mineral dan batubara (minerba) untuk kegiatan pemeriksaan dan pengujian.

"Pengembangan lainnya berbasis teknologi adalah penggunaan Internet of Thing (IoT) pada industri pertambangan untuk monitoring lingkungan serta pengembangan sektor pemetaan (geomatika)," kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/5).

Selain di sektor minerba, pengembangan jasa Sucofindo pada tahun ini juga diarahkan pada komersialisasi jasa baru pada Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Sejak Oktober 2020, Sucofindo pun sudah ditunjuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai salah satu badan yang dapat melakukan pemeriksaan halal.

Menurut Budi, peran inovasi sangat kritikal untuk menghadapi tantangan ke depan. Termasuk berbagai hal mengenai lingkungan yang salah satunya mengharuskan setiap industri mengurangi emisi karbon. Pada tataran ini, Sucofindo menyediakan jasa-jasa terkait audit konversi energi atau isu global perihal industri hijau.

Baca Juga: Gelar sosialisasi, BUMN Jasa Survei siap kolaborasi untuk kemajuan Indonesia Timur

"Sucofindo dituntut untuk memberikan jasa mengenai sertifikasi green industry pada berbagai sektor. Strategi bertumbuh juga dengan menyeimbangkan antara kondisi faktual pandemi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dalam beroperasi," tambah Budi.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa Sucofindo juga memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk pengujian komoditas ataupun non-komoditas. Sebagai gambaran, Sucofindo saat ini memiliki sekitar 60 laboratorium non-medis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jasa yang ditawarkan dari laboratorium tersebut mencakup analisa lingkungan, analisa kimia umum, kalibrasi peralatan, analisa mainan anak-anak, analisa untuk berbagai komoditas pertanian, serta untuk minerba. Budi bilang, prospek pengujian akan semakin berkembang, khususnya yang terkait dengan keamanan dan ketahanan produk.

Apalagi konsumen Indonesia sudah mulai peduli terhadap kualitas barang yang harus sesuai Standar Nasional (SNI) bahkan standar Internasional. "Saat ini pelanggan kategori key account sekitar 600 pelanggan dari berbagai industri," sebut Budi.

Dilihat dari kontribusi terhadap pendapatan, Budi membeberkan bahwa sektor pertambangan minerba dan sektor migas masih memberikan porsi terbesar, masing-masing 30%. Proyeksi ke depan bisa tumbuh sekitar 7%-10% tergantung dari harga komoditas tambang dan migas.

Baca Juga: Produsen AC mencuil peluang penjualan di musim kemarau

Sementara untuk jasa laboratorium non medis menyumbang 15%. "Untuk pemeriksaan halal karena masih dalam pengembangan, jadi masih kecil, di bawah 2%," terang Budi.

Adapun pada tahun lalu Sucofindo membukukan total pendapatan sebesar Rp 2,68 triliun. Sucofindo membidik peningkatan pendapatan pada tahun ini menjadi Rp 2,8 triliun.

Selain dalam hal pengembangan perusahaan, Budi menegaskan bahwa strategi pertumbuhan Sucofindo juga akan berkolaborasi dengan BUMN lain yang nantinya akan membentuk holding BUMN Jasa-Survey.

"Sedangkan visi Sucofindo tahun 2024 adalah menjadi Perusahaan Digital TIC company, dengan melakukan serangkaian penyesuaian teknologi Inspeksi, pengujian san sertifikasi," pungkas Budi.

Selanjutnya: Sariguna Primatirta (CLEO) bidik pertumbuhan penjualan hingga 30% di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari