Kuba Kekurangan Bahan Bakar Minyak, Apa yang Terjadi?



KONTAN.CO.ID - HAVANA. Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan kekurangan bahan bakar minyak atau BBM yang sedang berlangsung di pulau itu disebabkan oleh negara-negara yang dikontrak untuk memasok bahan bakar, tidak memenuhi persyaratan mereka karena situasi energi yang kompleks.

Mengutip Reuters, melalui siaran TV malam hari, Diaz-Canel mengatakan pulau Karibia memiliki kurang dari 400 ton bensin per hari untuk bahan bakar semua aktivitasnya. Sedangkan negara tersebut mengkonsumsi antara 500 ton dan 600 ton setiap hari.

"Kami masih belum memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana kami akan keluar dari situasi ini," katanya, dalam pernyataan publik pertama dalam tiga minggu tentang memburuknya defisit bahan bakar yang melanda negara di tengah krisis ekonomi yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya. 


Warga yang frustrasi mengantri berjam-jam -terkadang berhari-hari, tidur di mobil mereka- untuk mengisi tangki mereka. Selain pemilik mobil, pengemudi truk, supir taksi, turis, dan angkutan umum semuanya terkena dampak atas kekurangan pasokan BBM.

Diaz-Canel mengatakan kerusakan sebuah kapal di tenggara kota Santiago de Cuba yang mencegah bahan bakar diturunkan telah menunda pasokan diesel. Sementara sebagian besar pasokan yang tersedia memicu penggunaan pembangkit listrik.

Baca Juga: Peringatan Rusia ke NATO: Kekalahan Kami Dapat Memicu Perang Nuklir

Kuba berfokus pada pemeliharaan sekelompok pabrik termoelektrik untuk mencegah pemadaman listrik yang secara teratur melanda pulau itu selama bulan-bulan musim panas, cobaan berat bagi mereka yang tinggal di pulau itu.

Diaz-Canel menggarisbawahi bahwa kelangkaan tersebut merupakan akibat dari "ketidakpatuhan" dari negara pemasok, bukan inefisiensi atau masalah dalam lembaga energi negara tersebut.

Venezuela, salah satu sekutu politik Havana, selama beberapa dekade telah memasok minyak ke Kuba dari perusahaan minyak negara PDVSA di bawah perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2000.

Baca Juga: Rusia Kini Perang Melawan NATO di Ukraina

Menurut dokumen PDVSA dan data perusahaan pengapalan, perusahaan Venezuela itu mengirim sekitar 40.000 barel per hari (bpd) pada Januari, meningkat menjadi 52.000 bpd pada Februari dan 76.000 bpd pada Maret.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie