KONTAN.CO.ID - HAVANA. Pada Minggu (30/6/2024) malam, Pemerintah Kuba mengatakan akan menggandakan kontrol harga dan terus memerangi penggelapan pajak. Langkah ini dilakukan Kuba dalam upaya untuk menekan defisit fiskal yang membengkak dan inflasi yang terus meroket sehingga menghancurkan perekonomiannya. Mengutip
Reuters, menurut ringkasan media pemerintah tentang pertemuan Dewan Menteri, badan eksekutif tertinggi negara itu, kebijakan baru ini akan membawa anggaran dan tujuan 2024 sejalan dengan apa yang disebut pemerintah sebagai "ekonomi masa perang".
"Kita semua berada di sini untuk menyelamatkan Revolusi (Kuba) dan menyelamatkan sosialisme," kata Diaz-Canel dalam pertemuan tersebut. Ekonomi Kuba telah dihancurkan oleh kombinasi beberapa faktor. Ini termasuk pandemi COVID-19, sanksi AS yang semakin ketat, dan model bisnis yang didominasi oleh negara yang terganggu oleh birokrasi, salah urus, dan korupsi. Krisis sosial dan ekonomi yang terjadi saat ini secara luas dipandang sebagai salah satu yang terburuk sejak revolusi Fidel Castro pada tahun 1959, yang menyebabkan eksodus migran Kuba yang memecahkan rekor dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: Kremlin: Rusia Merevisi Doktrin Nuklir Menurut Mildrey Granadillo de la Torre, Deputi Pertama Menteri Ekonomi dan Perencanaan Kuba, langkah-langkah yang diumumkan bertujuan untuk meningkatkan devisa, mendorong produksi pangan dan menertibkan bisnis-bisnis yang dikelola oleh negara. "Pemerintah mengatakan akan mengumumkan sebuah kebijakan harga tunggal, inklusif dan setara untuk semua subjek ekonomi, yang mencakup sektor negara dan non-negara," menurut sebuah laporan dari surat kabar Granma milik Partai Komunis. Otoritas sosialis Kuba pada tahun 2021 mencabut larangan terhadap perusahaan swasta yang diberlakukan sejak awal revolusi Castro. Akan tetapi para pendukung Partai Komunis mengatakan bahwa perbedaan harga telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi.
Pemerintah juga mengatakan akan memusatkan pengambilan keputusan pada anggaran nasional, yang memungkinkan pemerintah memangkas mata anggaran dan membuat pengeluaran sejalan dengan pendapatan.
Baca Juga: Xi dan Putin Cetak Skor, Semakin Banyak Negara Asia yang Ingin Gabung dengan BRICS Laporan ini melukiskan gambaran ekonomi yang mengerikan, namun hanya memberikan sedikit angka dan tidak menyebutkan kapan tindakan-tindakan yang diumumkan akan mulai berlaku. Diaz-Canel pada awal tahun ini memecat menteri ekonominya, Alejandro Gil, karena tuduhan korupsi. Ini merupakan bagian dari perombakan tingkat tinggi yang lebih luas yang tampaknya juga ditujukan untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang memburuk.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie