Kubis Aman Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kubis kerap disebut-sebut menjadi salah satu penyebab asam lambung naik, benarkah demikian? 

Asam lambung naik bisa dipicu dari makanan yang mengandung lemak tinggi, pedas, dan berminyak. 

Baca Juga: Buah dan Sayur yang Baik Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung

Salah satu makanan yang disebut-sebut bisa memicu asam lambung naik adalah kubis. 

Benarkah kubis bisa memicu asam lambung naik?

Mengutip dari Live Strong, Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal mencantumkan makanan berminyak dan produk berbasis tomat di antara makanan yang harus dihindari oleh penderita asam lambung. 

"Kubis tidak ada dalam daftar," kata Brooks Cash, MD, Kepada Gastroenterologi, Hepatologi, dan Nutrisi Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas, Houston. 

Kubis belum terbukti menyebabkan asam lambung. Hal ini berlaku untuk semua jenis kubis mulai dari selada, kol, kimchi, sampai asinan kubis yang difermentasi. 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients pada Agustus 2019 menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk menentukan dampak makanan fermentasi terhadap kesehatan pencernaan. 

Kubis dan asam lambung 

Menurut Farm to School dari Departemen Pertanian Negara Bagian Washington, satu cangkir kubis parut mengandung sekitar 50 kalori dan 5 gram serat makanan. 

Umumnya, ahli gizi merekomendasikan diet tinggi serat untuk kesehatan usus yang baik, beberapa bukti menunjukkan bahwa kelebihan serat mungkin menjadi masalah bagi orang yang penderita asam lambung kronis atau GERD. 

Satu teori menurut Digestive Health Institute mengatakan bahwa makan terlalu banyak serat menyebabkan fermentasi yang biasanya terjadi di usus besar, tumpah ke usus kecil. 

Ketika bakteri dari usus besar menyerang dan berkembang biak di usus kecil, kondisi ini bisa menyebabkan asam lambung, kembung, dan rasa yang tidak nyaman. 

Teori lainnya menunjukkan hal sebaliknya, bahwa diet tinggi serat bisa membantu mengurangi asam lambung. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2018 di World Journal of Gastroenterology menemukan bahwa diet yang diperkaya serat berarti lebih sedikit tekanan pada sfingter esofagus, penjaga gerbang cairan lambung. 

Dr. Cash mengatakan bila Anda harus bereksperimen dengan diet yang dilakukan untuk mengetahui teori mana yang cocok. 

Sebab, setiap makanan memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap orang. 

Baca Juga: Gula Bisa Memicu Asam Lambung Tinggi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati